
IDXChannel - Harga minyak naik pada Selasa (12/2/2025) akibat kekhawatiran terhadap pasokan minyak Rusia dan Iran yang terdampak sanksi, serta meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Sentimen ini lebih dominan dibandingkan kekhawatiran bahwa tarif perdagangan dapat memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) Brent meningkat 1,5 persen ke USD77,00 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 1,4 persen ke USD73,32 per barel.
Kenaikan ini menandai penguatan tiga hari berturut-turut dan level penutupan tertinggi sejak 28 Januari 2025.

"Tekanan Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor Iran dan sanksi yang masih membatasi aliran minyak Rusia membuat harga minyak mentah Asia tetap kuat dan menopang reli sejak kemarin," kata analis minyak PVM John Evans.
Sanksi AS yang menargetkan kapal tanker, produsen, dan perusahaan asuransi telah mengganggu pengiriman minyak Rusia ke China dan India, dua importir terbesar.

AS juga menerapkan sanksi terhadap jaringan pengiriman minyak Iran ke China setelah Trump kembali memberlakukan kebijakan tekanan maksimum terhadap ekspor minyak Iran pekan lalu.
Selain itu, meningkatnya potensi konflik di Timur Tengah turut menambah kekhawatiran pasar. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa gencatan senjata di Gaza akan berakhir jika Hamas tidak membebaskan sandera Israel sebelum Sabtu siang.
Pernyataan ini muncul setelah Trump pada Senin mendesak Hamas untuk membebaskan semua sandera sebelum tenggat waktu tersebut, atau ia akan mengusulkan pembatalan gencatan senjata.
Trump juga mengancam akan menahan bantuan ke Yordania dan Mesir jika kedua negara tidak menerima pengungsi Palestina yang dipindahkan dari Gaza. Trump dijadwalkan bertemu dengan Raja Yordania Abdullah pada Selasa.
Namun, kenaikan harga minyak tertahan oleh kekhawatiran bahwa kebijakan tarif terbaru Trump dapat memperlambat pertumbuhan global dan menekan permintaan energi.
Pada Senin, Trump menaikkan tarif impor baja dan aluminium ke AS menjadi 25 persen tanpa pengecualian, yang langsung mendapat kecaman dari Meksiko, Kanada, dan Uni Eropa.
"Tarif dan balasan tarif dapat membebani sektor ekonomi global yang bergantung pada minyak, menciptakan ketidakpastian terhadap permintaan," kata analis Morgan Stanley dalam catatannya.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan kepada anggota parlemen bahwa perdagangan bebas tetap memiliki manfaat, meskipun bank sentral tidak berwenang mengomentari kebijakan tarif dan perdagangan, melainkan hanya merespons dampaknya terhadap ekonomi.
Mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan The Fed menunggu hingga kuartal berikutnya sebelum memangkas suku bunga kembali.
Tarif perdagangan yang lebih tinggi dapat memicu inflasi, dan The Fed cenderung mempertahankan suku bunga lebih lama untuk mengendalikan kenaikan harga.
Jika suku bunga tetap tinggi, biaya pinjaman juga akan meningkat, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan minyak. (Aldo Fernando)
作者:12/02/2025 07:20 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()