Begini Cara Geber Sektor Manufaktur yang Berdaya Saing Global

avatar
· 阅读量 12
Begini Cara Geber Sektor Manufaktur yang Berdaya Saing Global
Foto: Shutterstock
Jakarta

Untuk mewujudkan sektor industri manufaktur yang tangguh dan berdaya saing global dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Salah satunya melalui kolaborasi strategis dengan pemerintah Swiss yang telah dikenal memiliki pengalaman dalam mengembangkan pendidikan vokasi dual system.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi dipersiapkan dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan industri seiring dengan perkembangan zaman.

"Oleh karena itu, kami terus berupaya untuk memastikan kesesuaian (link and match) dengan dunia usaha industri, tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga pengembangan industri di masa depan," kata Agus dalam keterangan tertulis, Kamis (27/2/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenperin memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Skills in Action Forum: Advancing Competitiveness. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs (SECO) yang telah menjadi mitra strategis Kemenperin sejak tahun 2018 melalui pelaksanaan program Skills for Competitiveness (S4C) yang diimplementasikan oleh Swisscontact Indonesia.

Baca juga: Pertama di Asia! Apple Bakal Bangun Fasilitas Riset di Indonesia

"Program kerja sama Kemenperin dengan Swiss ini terdiri dari dua fase, dengan fase pertama telah selesai pada tahun 2022 yang diperpanjang hingga tahun 2024 karena adanya pandemi COVID-19, dan pada fase kedua ini dimulai tahun 2024 hingga 2027," ungkap Kepala BPSDMI Masrokhan.

ADVERTISEMENT

Masrokhan berharap, kerja sama pada fase kedua ini dapat ditingkatkan dan diperluas ke seluruh unit pendidikan Kemenperin lainnya. "Sehingga dapat diadaptasi secara luas dalam pengembangan pendidikan secara nasional," ujar dia.

Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder menyampaikan, fase kedua kerja sama antara Indonesia dan Swiss fokus untuk mengatasi tantangan yang ada saat ini, terutama upaya untuk lebih meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia dan memperkuat daya saing sektor swasta.

"Acara hari ini lebih dari sekadar peluncuran fase kedua. Kami sengaja menyebutnya 'Skills in Action' karena kami ingin menunjukkan bagaimana pengembangan keterampilan, melalui penerapan pendekatan ganda, secara langsung dapat meningkatkan daya saing tenaga kerja dan bisnis, terutama sektor IKM. Pendekatan ini memastikan bahwa lulusan siap kerja dan perusahaan memiliki akses terhadap tenaga kerja terampil yang mereka butuhkan, terutama di sektor industri dan pariwisata," jelasnya.

Adapun hasil dari pelaksanaan kerja sama ini, antara lain telah melakukan pengembangan sekolah dan penguatan sistem di empat unit pendidikan milik Kemenperin, yaitu Politeknik Industri Logam Morowali, Politeknik Industri Kayu dan Pengolahan Kayu Kendal, Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng, dan Politeknik Industri Petrokimia Banten.

Sementara itu, Deputi Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Martini Mohamad Paham mengutarakan bahwa model dual VET yang menggabungkan pembelajaran di kelas dengan pengalaman langsung di dunia kerja merupakan solusi efektif dalam menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri.

"Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa penguatan pendidikan vokasi berbasis praktik merupakan strategi yang tepat untuk mencetak tenaga kerja yang kompetitif di pasar global," ujarnya.

Saat ini, Kemenperin memiliki 13 Pendidikan Tinggi Vokasi (11 Politeknik dan dua Akademi Komunitas), 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan 7 Balai Diklat Industri (BDI), yang seluruhnya berperan aktif dalam penyediaan dan pengembangan SDM industri yang kompeten dan berkualitas.

"Satuan pendidikan vokasi Kemenperin juga telah menyelenggarakan pendidikan vokasi secara dual system, dan telah terbukti menjadi sekolah dan kampus vokasi yang menarik minat masyarakat serta unggul dalam menghasilkan SDM industri yang siap kerja," imbuh Masrokhan.

Menurut data Kemenperin, rata-rata animo siswa dan mahasiswa yang masuk pada unit pendidikan Kemenperin pada tahun 2024 melalui Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) adalah 1:12,2. Sedangkan tingkat keterserapan lulusan di unit pendidikan Kemenperin, selama 2-4 bulan setelah mereka diwisuda, adalah 86,82 persen untuk pendidikan tinggi dan 96,38 persen untuk SMK.

"Keterserapan ini terus ditingkatkan hingga 100 persen setelah enam bulan mereka lulus. Hal ini tentu membawa optimisme kita untuk mewujudkan visi Indonesia Emas tahun 2045. Kami memberikan apresiasi dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah menjalin kerja sama dengan kami, semoga bisa dilanjutkan terus ke depannya," papar Masrokhan.

(kil/kil)

风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。

FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest