
IDXChannel - Harga emas turun sepanjang pekan ini, tertekan oleh kekhawatiran tarif impor Amerika Serikat (AS) sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko, serta tambahan tarif untuk China. Penurunan ini menjadi yang terbesar sejak November 2024.
Pada Jumat (1/3), harga emas spot (XAU/USD) melemah 0,66 persen ke level USD2.858,14 per troy ons. Dalam sepekan, logam mulia ini merosot 2,66 persen, penurunan mingguan pertama setelah pekan terakhir di Desember 2024.

Namun, harga emas mencatatkan kenaikan bulanan sebesar 2,15 persen, melanjutkan penguatan sepanjang Januari yang mencapai 6,62 persen.
Analis dari Themes ETF, Taylor Krystkowiak, mengatakan, dikutip Dow Jones Newswires, ketidakpastian ekonomi AS akibat kebijakan tarif seharusnya mendukung harga emas.

Namun, katanya, aksi jual dari trader dana investasi (fund trader) yang sebelumnya memegang posisi beli besar menambah tekanan.
"Emas kemungkinan perlu berkonsolidasi sebelum mendapatkan momentum untuk menembus level psikologis USD3.000 per troy ons," kata Krystkowiak.

Harga emas melemah seiring penguatan indeks dolar AS yang menutup pekan ini dengan kenaikan. Penguatan dolar membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
Analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, mengatakan aksi ambil untung dan likuidasi posisi beli dalam sepekan menjadi faktor utama yang menekan pasar emas dan perak, ditambah penguatan dolar AS.
Sentimen pasar saham Wall Street cenderung lesu karena investor berhati-hati terhadap potensi tekanan harga akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
"Kerugian di pasar saham memicu tekanan deleveraging pada emas, melanjutkan aksi jual dari rekor tertinggi pada Senin," kata Wakil Presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals, Peter Grant.
Data indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS naik 0,3 persen pada Januari, sesuai ekspektasi, setelah kenaikan yang tidak direvisi sebesar 0,3 persen pada Desember.
Strategis komoditas TD Securities, Daniel Ghali, menilai data tersebut tidak banyak memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed), sehingga dampaknya pada harga emas terbatas.
Para trader berjangka (futures) tetap bertaruh bahwa The Fed mulai memangkas suku bunga pada Juni. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menekan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Namun, seperti disinggung di atas, emas masih membukukan kenaikan bulanan kedua berturut-turut, didorong kekhawatiran atas rencana tarif Trump yang dijadwalkan berlaku pada 4 Maret, termasuk tambahan bea impor 10 persen untuk barang dari China. (Aldo Fernando)
作者:02/03/2025 09:37 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()