
IDXChannel - Harga minyak mentah dunia tertekan sepanjang pekan lalu seiring kekhawatiran pasar atas dampak kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) terhadap Kanada, Meksiko, dan China.
Ketidakpastian mengenai kelanjutan kebijakan pemangkasan produksi OPEC+ setelah Maret turut membayangi pergerakan harga.

Harga minyak Brent turun 0,46 persen pada Jumat (1/3) ke level USD73,08 per barel, menandai penurunan bulanan pertama sejak November 2024. Dalam sepekan, Brent melemah 1,04 persen dan terkoreksi 3,97 persen secara bulanan.
Harga minyak WTI juga terkoreksi 0,23 persen ke level USD69,96 per barel pada akhir pekan lalu. Sepanjang pekan, WTI turun 0,46 persen dan anjlok 5,16 persen dalam sebulan terakhir.

Menurut Trading Economics, ketegangan geopolitik turut membebani harga minyak setelah perselisihan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperburuk kekhawatiran terkait konflik Rusia-Ukraina.
Pengumuman Trump terkait tarif baru juga memicu kekhawatiran pelemahan permintaan global, di tengah rencana Irak melanjutkan ekspor minyak dari Kurdistan meskipun terdapat ketidakpastian pembayaran dengan perusahaan internasional.

Analis PVM Oil Associates menilai, harga minyak cenderung melemah jika negara-negara seperti Kanada, Meksiko, dan Iran mengikuti keinginan AS, serta jika Rusia mendapat kesepakatan damai atas Ukraina dan OPEC+ meningkatkan pasokan.
Namun, potensi penguatan tetap terbuka seiring pencabutan lisensi produksi Chevron di Venezuela oleh AS dan penurunan tak terduga stok minyak mentah AS
Pasar Pantau Sentimen Politik Global
Harga minyak mentah WTI diperkirakan bergerak dalam kisaran spekulatif USD68,95 hingga USD71,1 per barel pekan ini. Analis Daily Forex Robert Petrucci menilai, pergerakan harga minyak berpotensi dibayangi volatilitas, terutama akibat ketidakpastian politik global.
Petrucci menyebut prospek penyelesaian perang Rusia-Ukraina masih belum jelas, meski pasokan energi dari Rusia ke pasar global tetap berjalan melalui sejumlah pembeli alternatif.
Jika harga WTI diperdagangkan di bawah USD70 per barel pada awal pekan, peluang pelemahan lebih lanjut semakin terbuka dengan level support di kisaran USD69.
"Namun, target tersebut mungkin terlalu ambisius untuk awal pekan ini," ujar Petrucci, Minggu (2/3/2025).
Ia menambahkan, level resistance di atas USD70 berpotensi menjadi penghalang jika situasi geopolitik mereda.
Petrucci merekomendasikan pelaku pasar untuk mencermati sentimen investor besar terhadap dinamika politik global guna menentukan arah harga minyak dalam waktu dekat. (Aldo Fernando)
作者:03/03/2025 07:20 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()