Pasardana.id - Dalam rangka meningkatkan sinergi antara pelaku pasar modal Indonesia, telah diselenggarakan Dialog Bersama Pelaku Pasar Modal di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/3).
Dialog ini bertujuan membahas tantangan dan peluang yang ada di pasar modal Indonesia saat ini, serta inisiatif yang akan dilakukan BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan melibatkan regulator, investor, dan professional di industri.
Dalam dialog yang mengusung tema “Soliditas dan Sinergi Pemangku Kepentingan Pasar Modal” ini, kesempatan juga diberikan kepada para undangan untuk dapat menyampaikan masukannya untuk menghadapi kondisi pasar yang ada, serta bagi perkembangan pasar modal ke depannya.
Dalam sambutannya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Republik Indonesia (RI), Inarno Djajadi menyampaikan, bahwa dialog yang diselenggarakan pada hari ini merupakan salah satu bukti bahwa soliditas dan sinergi pelaku pasar merupakan hal yang penting untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang berdaya saing dan menjadi tujuan investasi bagi investor domestik maupun internasional.
Hal tersebut tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan ke depannya bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Memiliki ruang komunikasi terbuka antara regulator, pelaku pasar, serta stakeholder lainnya merupakan perwujudan nyata dari sinergi, komitmen dan tanggung jawab kita bersama terhadap industri pasar modal dan perekonomian Indonesia,” ujar Inarno.
Sementara itu, Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengungkapkan, bahwa kondisi pasar secara global telah mempengaruhi ketidakpastian pasar domestik akibat penyesuaian tarif antara AS dan negara-negara mitra dagangnya.
Selain itu, pasar juga masih mencermati arah kebijakan The Fed dan suku bunga global lainnya.
Sedangkan Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, I. B. Aditya Jayaantara juga turut menyampaikan beberapa usulan inisiatif implementasi kebijakan OJK dalam rangka menjaga stabilitas harga, dengan memberikan ruang bagi investor untuk pengambilan dan penyesuaian operasional perdagangan untuk mendukung efisiensi pasar.
Beberapa kebijakan tersebut, yaitu penundaan pelaksanaan atau implementasi short selling dan pengkajian lebih lanjut terkait kebijakan buyback saham yang sebaiknya segera diizinkan tanpa perlu dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
“Melalui diskusi yang diselenggarakan bersama para pemangku kepentingan pasar modal bahwa inisiatif yang diusung oleh OJK telah disambut baik dan didukung implementasinya. Terlebih, masukan yang diberikan diharapkan dapat dilakukan segera untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal Indonesia. Selain itu, masukan lain yang diberikan yaitu agar dilakukan pengkajian mekanisme pengawasan dan perdagangan di BEI,” terangnya.
Adapun para pelaku pasar modal yang hadir pada dialog, yaitu para direksi Anggota Bursa (AB), direksi Perusahaan Tercatat yang tergabung dalam konstituen Indeks IDX30, Manajer Investasi (MI), asosiasi di lingkungan pasar modal, seperti Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI), Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII), dan Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Komisaris Utama Self-Regulatory Organization (SRO), Direktur Utama SRO, serta pemimpin redaksi media massa.
Selain itu, turut hadir pada sesi dialog beberapa pelaku usaha di Indonesia, yaitu Agoes Projosasmito, Agus Salim Pangestu, Adi Sariaatmadja, Anindya Bakrie, Arsjad Rasjid, Franky Widjaja, Garibaldi Thohir, dan Raffi Ahmad.
Dalam konferensi pers, perwakilan dari masing-masing pelaku usaha juga turut menyampaikan pernyataan singkat mengenai optimisme dalam menghadapi kondisi pasar modal Indonesia saat ini dengan memberikan kepercayaan yang lebih terhadap fundamental ekonomi Indonesia.
加载失败()