Pasardana.id - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan, bahwa untuk melayani 82,9 juta penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditargetkan terwujud pada akhir 2025, pihaknya butuh tambahan anggaran senilai RP 75 triliun sampai Rp 100 triliun untuk program tersebut.
Tambahan angka tersebut, kata Dadan, untuk membiayai operasional, belanja bahan baku, pelatihan, dan memperluas jaringan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang bertugas mengoperasikan dapur-dapur umum MBG.
“Nanti (pencairannya) kami proses kalau infrastruktur sudah siap,” kata Dadan saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/3).
Dadan menjelaskan, bahwa ada mekanisme anggaran yang harus dilewati BGN sebelum akhirnya menerima tambahan anggaran, di antaranya mencakup persetujuan dari DPR RI.
Sementara, sejauh ini, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan atas tambahan anggaran itu.
“Ya itu kan memang sudah dianggarkan,” kata Dadan.
Nantinya, jika infrastruktur pendukung MBG termasuk tambahan SPPG dan dapur-dapur umumnya mulai beroperasi September 2025, maka BGN dapat menerima tambahan anggaran sampai Rp 100 triliun.
Tetapi jika siapnya Oktober, maka tambahan anggarannya Rp 75 triliun.
"Intinya, tambahan anggaran itu untuk operasional, bahan baku dan lain lain," imbuh dia.
Seperti diketahui, anggaran untuk makan bergizi gratis dialokasikan senilai Rp 71 triliun untuk periode Januari sampai dengan April 2025 dengan target penerima manfaat sebesar 3 juta anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Adapun target untuk penerima makan bergizi terus bertambah menjadi 6 juta orang pada periode April-Agustus 2025, kemudian 15–17 juta orang pada Agustus—September 2025.
Pada akhir 2025, Presiden menargetkan makan bergizi gratis dapat dinikmati oleh 82,9 juta orang.
Oleh sebab itu, anggaran untuk makan bergizi gratis perlu ditambah seiring dengan bertambahnya jumlah penerima.
Dadan kembali melanjutkan ke depannya, yaitu pada periode Januari—Desember 2026, anggaran makan bergizi gratis mencapai Rp400 triliun, karena jumlah penerimanya sebanyak 82,9 juta orang.
加载失败()