 
                            IDXChannel - Harga minyak mentah melemah pada Selasa (4/3/2025) di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global dan rencana OPEC+ untuk menambah pasokan.
Minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun 0,50 persen ke level USD68,07 per barel, terendah sejak 6 Desember 2024. Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Mei merosot 0,50 persen menjadi USD71,13 per barel.
 Maruarar Groundbreaking Pembangunan Kompleks Hunian PNS Polri Sebanyak 300 Unit di Karawang
                                Maruarar Groundbreaking Pembangunan Kompleks Hunian PNS Polri Sebanyak 300 Unit di KarawangPelemahan harga minyak terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan tarif impor sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko, serta menggandakan tarif barang dari China menjadi 20 persen.
Mengutip MT Newswires, kebijakan ini memicu respons balasan dari Kanada yang berencana mengenakan tarif sebesar USD30 miliar pada barang-barang AS, dengan potensi kenaikan hingga USD155 miliar.
 Bank Indonesia Buka Layanan Penukaran Pecahan Uang Rupiah Baru Rp180,9 Triliun
                                Bank Indonesia Buka Layanan Penukaran Pecahan Uang Rupiah Baru Rp180,9 TriliunChina juga memberlakukan tarif 10 persen hingga 15 persen terhadap produk pangan dan pertanian AS, serta membatasi ekspor dan investasi terhadap 25 perusahaan Amerika. Meksiko diperkirakan mengumumkan langkah balasan pada akhir pekan ini.
Di sisi lain, OPEC+ pada Senin (3/3/2025) menegaskan rencana untuk mulai mengembalikan produksi sebanyak 2,2 juta barel per hari secara bertahap selama 18 bulan mulai April.
 IHSG Hari Ini Diproyeksi Melemah Terbatas, Cermati Saham BBTN-PGAS
                                IHSG Hari Ini Diproyeksi Melemah Terbatas, Cermati Saham BBTN-PGASKepala Strategi Komoditas Global dan Riset MENA di RBC Capital Markets, Helima Croft, menilai keputusan tersebut diambil meskipun ada ketidakpastian terkait tarif dan sanksi, karena peningkatan produksi yang relatif kecil dan tekanan dari pemerintah AS.
Spekulasi mengenai potensi pencabutan sanksi terhadap Rusia juga menambah tekanan di pasar minyak. Reuters melaporkan bahwa Gedung Putih meminta daftar sanksi yang dapat dikurangi sebagai bahan pembahasan dengan perwakilan Rusia dalam beberapa hari mendatang.
PVM Oil Associates menyebut kebijakan tersebut sebagai bagian dari tekanan AS untuk menekan Ukraina, seiring dengan keputusan Trump menghentikan bantuan militer ke negara tersebut.
Prospek pelemahan ekonomi AS yang diperkirakan turun 2,8 persen pada kuartal I-2025 oleh Federal Reserve Bank of Atlanta turut menambah sentimen negatif di pasar minyak. (Aldo Fernando)
作者:05/03/2025 07:17 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。



加载失败()