
IDXChannel – Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Jumat (7/3/2025) pagi, mengikuti pelemahan Wall Street semalam di tengah tekanan jual pada saham teknologi.
Hingga pukul 08.33 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,72 persen ke bawah level 36.900, mendekati posisi terendah sejak September. Pelemahan ini dipicu oleh kebijakan tarif AS yang berubah-ubah serta meningkatnya ketegangan perdagangan global yang menekan prospek pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, penguatan yen dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) turut membebani pasar saham domestik. Wakil Gubernur Bank of Japan (BOJ) Shinichi Uchida menyatakan bank sentral dapat kembali menaikkan suku bunga jika proyeksi ekonomi terpenuhi, menandai awal dari penarikan kebijakan pelonggaran moneter.
Selain pasar Jepang, indeks Shanghai Composite turun 0,20 persen, Hang Seng Hong Kong merosot 0,90 persen, dan KOSPI Korea Selatan melemah 0,43 persen.

Indeks CSI 300 terkoreksi 0,23 persen, sementara ASX 200 Australia turun 1,50 persen. Di sisi lain, STI Index Singapura menguat 0,24 persen.
Wall Street Tergelincir

Indeks saham utama AS alias Wall Street merosot pada Kamis seiring berlanjutnya ketegangan perdagangan menjelang rilis data ketenagakerjaan resmi untuk Februari.
Nasdaq Composite turun 2,6 persen ke 18.069,3, sementara S&P 500 merosot 1,8 persen menjadi 5.738,5. Dow Jones Industrial Average terkoreksi 1 persen ke 42.579,1. Hampir semua sektor melemah, kecuali energi, dengan penurunan terbesar terjadi pada sektor konsumsi nonprimer.
Mengutip MT Newswires, Gedung Putih pada Kamis mengeluarkan pengecualian tarif sementara untuk barang asal Kanada dan Meksiko yang mematuhi perjanjian perdagangan Amerika Utara, menurut laporan Reuters.
Pemerintah AS baru-baru ini menggandakan tarif impor dari China, yang dibalas oleh Kanada dan China dengan langkah serupa.
Defisit perdagangan AS melonjak 34 persen pada Januari akibat lonjakan impor, menurut data pemerintah yang dirilis pada Kamis.
Dalam laporan terpisah, Challenger Gray & Christmas menyebutkan PHK di AS pada Februari mencapai level tertinggi bulanan sejak Juli 2020, didorong oleh pemangkasan tenaga kerja pemerintah.
"Dengan dampak kebijakan efisiensi pemerintah, pembatalan kontrak pemerintah, kekhawatiran perang dagang, dan kebangkrutan, PHK melonjak pada Februari," kata Wakil Presiden Senior Challenger Gray & Christmas, Andrew Challenger.
Biro Statistik Tenaga Kerja diperkirakan melaporkan pada Jumat bahwa ekonomi AS menambah 160.000 pekerjaan nonpertanian bulan lalu, meningkat dari kenaikan 143.000 pada Januari, menurut survei yang disusun Bloomberg. (Aldo Fernando)
作者:07/03/2025 08:50 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()