Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lebih dari 2 Persen di Awal Pekan

avatar
· 阅读量 59
Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lebih dari 2 Persen di Awal Pekan
Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lebih dari 2 Persen di Awal Pekan. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (CPO) turun tajam pada Senin (10/3/2025), membalikkan kenaikan dalam tiga hari sebelumnya. Pelemahan ini terjadi karena aksi ambil untung setelah harga mencapai level tertinggi dua pekan pada pekan lalu.

Menurut data pasar, hingga pukul 16.14 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives merosot 2,42 persen ke level MYR4.514 per ton.

Baca Juga:
Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lebih dari 2 Persen di Awal Pekan Rupiah Sore Ini Ditutup Lesu ke Rp16.367 per USD

Selain soal aksi ambil untung, kekhawatiran terhadap ketegangan perdagangan global meningkat setelah China berencana mengenakan tarif impor pada minyak lobak dan bungkil lobak asal Kanada.

Berdasarkan data bulanan dari Malaysian Palm Oil Board, ekspor minyak sawit Malaysia pada Februari turun 16,27 persen dibanding bulan sebelumnya, menyentuh level terendah dalam empat tahun di angka 1 juta ton.

Baca Juga:
Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lebih dari 2 Persen di Awal Pekan Proyek Enam Bendungan Waskita (WKST) Masuk PSN, Nilainya Triliunan Rupiah

Namun, mengutip Trading Economics, penurunan lebih lanjut tertahan oleh data industri yang menunjukkan stok minyak sawit akhir Februari menyusut 4,31 persen menjadi 1,51 juta ton, penurunan bulanan kelima berturut-turut sekaligus level terendah sejak April 2023.

Produksi minyak sawit Malaysia pada Februari juga turun 4,16 persen menjadi 1,19 juta ton, level terendah dalam tiga tahun, akibat banjir yang mengganggu output. Sementara itu, seorang pejabat tinggi mengungkapkan adanya serangan hama di perkebunan sawit di dua negara bagian Malaysia.

Baca Juga:
Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lebih dari 2 Persen di Awal Pekan Anindya Bakrie Sebut Target Ekonomi 8 Persen Mustahil Tercapai Tanpa Sektor Ini

Di India, pembeli minyak sawit terbesar dunia, indikasi awal menunjukkan importir kemungkinan meningkatkan pembelian pada Maret untuk mengisi kembali stok.

Sementara itu, Indonesia meningkatkan kewajiban campuran minyak sawit dalam biodiesel menjadi 40 persen di 2025 dan tengah mengkaji peningkatan ke 50 persen pada 2026, serta campuran 3 persen untuk bahan bakar jet pada 2026 sebagai bagian dari upaya mengurangi impor bahan bakar fosil.

Kebijakan biodiesel ini diperkirakan memangkas ekspor minyak sawit Indonesia menjadi hanya 20 juta ton pada 2030, turun sepertiga dari 29,5 juta ton pada 2024, menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

Mandat biodiesel yang diterapkan pemerintah Indonesia, ditambah dengan penurunan produksi akibat banjir di Malaysia, telah mendorong harga minyak sawit melampaui harga minyak kedelai, sehingga sejumlah pembeli mulai mengurangi pembelian. (Aldo Fernando)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest