Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lagi, Tertekan oleh Lemahnya Ekspor

avatar
· 阅读量 63
Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lagi, Tertekan oleh Lemahnya Ekspor
Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lagi, Tertekan oleh Lemahnya Ekspor. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melemah pada Selasa (11/3/2025), memperpanjang pelemahan tajam untuk hari kedua beruntun di tengah kekhawatiran penurunan ekspor.

Menurut data pasar, pukul 15.38 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives terkoreksi 0,38 persen ke posisi MYR4.485 per ton.

Baca Juga:
Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lagi, Tertekan oleh Lemahnya Ekspor Distributor Alkes (MDLA) Siap IPO, Bidik Dana Rp805 Miliar

Mengutip Trading Economics, laporan dari lembaga survei kargo menunjukkan bahwa pengiriman produk minyak sawit Malaysia pada 1-10 Maret anjlok antara 25,8 persen hingga 38,3 persen dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.

Penurunan ini mengikuti data bulanan dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), yang mencatat ekspor turun 16,27 persen pada Februari ke level terendah dalam empat tahun, yakni 1 juta ton.

Baca Juga:
Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lagi, Tertekan oleh Lemahnya Ekspor Menaker Janji Perjuangkan THR Mantan Pekerja Sritex (SRIL), Sebut Kurator Sudah Janji

Sentimen pasar juga tertekan oleh kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Trump meluncurkan perang tarif dan memangkas belanja, yang berdampak pada berbagai pasar, termasuk minyak sawit.

Meski demikian, penurunan harga tertahan oleh data akhir Februari yang menunjukkan stok minyak sawit turun 4,31 persen menjadi 1,51 juta ton, yang merupakan penurunan bulanan kelima berturut-turut sekaligus level terendah sejak April 2023. Selain itu, produksi juga menyusut 4,16 persen menjadi 1,19 juta ton, terendah dalam tiga tahun.

Baca Juga:
Harga Minyak Sawit (CPO) Turun Lagi, Tertekan oleh Lemahnya Ekspor Tak Kuasa Hadapi Dolar AS, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.408 per USD

Sementara itu, di India sebagai pembeli utama, prospek permintaan membaik karena importir diperkirakan meningkatkan pembelian pada Maret untuk menambah cadangan.

Di sisi lain, Indonesia meningkatkan kewajiban campuran minyak sawit dalam biodiesel menjadi 40 persen di 2025 dan tengah mengkaji peningkatan ke 50 persen pada 2026, serta campuran 3 persen untuk bahan bakar jet pada 2026 sebagai bagian dari upaya mengurangi impor bahan bakar fosil.

Kebijakan biodiesel ini diperkirakan memangkas ekspor minyak sawit Indonesia menjadi hanya 20 juta ton pada 2030, turun sepertiga dari 29,5 juta ton pada 2024, menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

Mandat biodiesel yang diterapkan pemerintah Indonesia, ditambah dengan penurunan produksi akibat banjir di Malaysia, telah mendorong harga minyak sawit melampaui harga minyak kedelai, sehingga sejumlah pembeli mulai mengurangi pembelian. (Aldo Fernando)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest