Gandeng GOOD, Produsen Prochiz (KEJU) Bakal Produksi Snack Keju

IDXChannel - PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) menjalin kerja sama dengan induknya, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) dalam rangka diversifikasi alias menambah portofolio produk perseroan.

KEJU bakal memproduksi makanan ringan alias snack sebagai diversifikasi produk di mana selama ini perseroan hanya fokus memproduksi keju dan mayonaise dengan jenama Prochiz.

Corporate Secretary KEJU, Jeffrey Halim mengatakan, perseroan akan menjual snack keju lewat kolaborasi dengan GOOD. Kedua perusahaan meneken Nota Kesepahaman pada 3 Maret 2025.

"Perseroan tidak melakukan perubahan kegiatan usaha, akan tetapi melakukan diversifikasi produk atau penambahan bidang usaha dengan kapasitas produksi kurang lebih sebesar 10 persen dari kegiatan industri utamanya," katanya melalui keterbukaan informasi, Kamis (13/3/2025).

Keputusan perseroan untuk memproduksi snack tersebut untuk menggaet generasi milenial dan gen Z. Nilai pasar makanan ringan di Indonesia pada akhir 2024 menembus USD8,51 miliar dengan proyeksi CAGR 7,72 persen dalam lima tahun ke depan.

"Menurut Statista Market Insight, 55 persen konsumen makanan ringan di Indonesia adalah kelompok milenial dan gen Z," katanya.

Apalagi, kata Jeffrey, saat ini penetrasi produk keju di Indonesia stagnan, bahkan cenderung turun. Oleh sebab itu dibutuhkan inovasi untuk terus memperkenalkan keju ke masyarakat lewat produk snack berbahan dasar keju.

"Dengan inisiatif strategi ini diharapkan dapat terus menjaga posisi Prochiz sebagai keju nomor satu di Indonesia," katanya.

Penambahan produk ini juga tidak akan berdampak pada perluasan pabrik. Kegiatan produksi akan dilakukan di pabrik milik GOOD yang ada di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan sumber daya manusia yang ada.

Dari sisi kelayakan bisnis, Penilai Independen menyebut bisnis tersebut layak dengan Net Present Value (NPV) Rp16,6 miliar dan Internal Rate of Return (IRR) 45,67 persen, jauh di atas tingkat diskon faktor standar 11,25 persen.

Sementara profitability index (PI) dan benefit cost ratio (BCD) yang dihasilkan 1,54, lebih besar dari 1. Adapun payback period bisa dicapai dalam 4 tahun 3 bulan.

(Rahmat Fiansyah)