DFI Retail (HERO) Prediksi Bisnis Kesehatan dan Kecantikan dalam Tren Positif

IDXChannel - PT DFI Retail Nusantara Tbk (HERO) memperkirakan bisnis Kesehatan dan Kecantikan masih dalam tren positif, meski berada di tengah ketidakpastian pemulihan bisnis furnitur rumah tanggap.

"Dengan fokus strategis yang lebih tajam, Perseroan berada pada posisi yang kuat untuk mendorong pertumbuhan jangka menengah hingga panjang secara berkelanjutan," ujar Presiden Direktur DFI Retail Nusantara Hadrianus Wahyu Trikusumo dalam keterangan tertulis Jumat (14/3/2025.

Baca Juga:

Kemenag Dukung Implementasi Jaminan Produk Halal

Dia melanjutkan, Perseroan telah menyelesaikan divestasi bisnis Hero Supermarket kepada afiliasinya, PT Hero Retail Nusantara pada Juni 2024. Dengan selesainya proses ini, Perseroan kini sepenuhnya berfokus pada pengembangan bisnis Guardian dan IKEA di Indonesia. 

"Kami juga berhasil menjual empat properti non-inti sepanjang tahun, yang semakin memperkuat kinerja keuangan dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhannya," tuturnya.

Baca Juga:

Jelang Lebaran, Produsen Parsel di Malang Kebanjiran Pesanan

Di sisi lain, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp4.544 miliar pada 2024, meningkat 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Adapun rugi dari operasi yang dilanjutkan tercatat sebesar Rp146 miliar, yang merupakan perbaikan signifikan dari kerugian Rp431 miliar pada tahun sebelumnya. Menurutnya, peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan laba bisnis Guardian dan penurunan kerugian di IKEA. 

Baca Juga:

Antisipasi Kendaraan Membeludak, Delapan Buffer Zone Disiapkan di Pelabuhan Merak

"Termasuk keuntungan dari divestasi bisnis Hero Supermarket dan penjualan properti non-inti, total kerugian yang dibukukan Perseroan pada tahun ini mencapai Rp6 miliar, membaik secara signifikan dari kerugian Rp132 miliar pada 2023," katanya.

Guardian mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba sebesar dua digit, didorong oleh peningkatan volume penjualan serta meningkatnya jumlah pengunjung di mal-mal premium dan destinasi wisata. 

Baca Juga:

Mendikti Saintek Akan Buat Lembaga Pinjaman untuk Biaya Pendidikan

"Kinerja IKEA masih terdampak oleh lemahnya permintaan furnitur rumah tangga. Namun, langkah-langkah efisiensi biaya yang diterapkan berkontribusi pada perbaikan hasil operasional dibandingkan tahun sebelumnya," tutur Hadrianus. 

IKEA tetap fokus pada pertumbuhan penjualan melalui inisiatif seperti peningkatan daya tarik toko, optimalisasi tata letak toko, dan penyempurnaan alat belanja. Selain itu, upaya berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan produk melalui peningkatan sumber lokal, didukung oleh strategi pemasaran yang lebih efektif, diterapkan untuk memperkuat relevansi di pasar domestik.

(kunthi fahmar sandy)