Kemenperin Ajak Industri Tekstil-Semen Ikut Perdagangan Karbon

avatar
· 阅读量 60
Kemenperin Ajak Industri Tekstil-Semen Ikut Perdagangan Karbon
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan 9 sektor industri bisa berpartisipasi dalam perdagangan karbon. Hal ini disampaikan Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Andi Rizaldi.

Andi menjelaskan, saat ini perdagangan karbon hanya dilakukan oleh sektor energi dan bersifat sukarela. Oleh karena Andi menyebut Kemenperin berupaya melibatkan sektor industri untuk masuk ke perdagangan karbon.

"Yang sekarang baru masuk ke carbon trading hanya sektor energi saja, dan itu pun sifatnya voluntary. Nah ke depan kami ingin sektor-sektor manufaktur, terutama yang sembilan sektor tadi, itu juga bisa masuk ke dalam carbon trading," ujarnya dalam Sosialisasi Pre-Event The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Kantor Kemenperin, Senin (17/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun 9 sektor yang dimaksud mencakup semen, tekstil, baja/logam, pulp dan kertas, keramik dan kaca, makanan dan minuman, pupuk, alat transportasi, dan sektor kimia. Saat ini Kemenperin masih mengumpulkan data-data menyangkut batas emisi yang mampu dicapai masing-masing sektor.

Dalam kesempatan itu Andi menyampaikan komitmen Kemenperin mengejar target nol emisi karbon sesuai target. Sektor manufaktur sendiri ditargetkan bisa mencapai nol emisi karbon atau Net Zero Emission pada 2050, 10 tahun lebih cepat dibanding target NZE keseluruhan tahun 2060.

ADVERTISEMENT
Baca juga: Industri Tekstil-Alas Kaki Masih Punya Peluang, Ini Alasannya

"Jadi pada AIGIS yang pertama (tahun 2024) kita sudah berkomitmen dengan para ketua asosiasi, kita sama-sama commit untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050 untuk sektor manufaktur, 10 tahun lebih cepat daripada Net Zero Emission secara nasional," tuturnya.

Bentuk dukungan Kemenperin terhadap industri hijau dilakukan melalui gelaran AIGS. Acara yang tak digelar menggunakan dana APBN itu diharapkan menjadi wadah para pemangku kebijakan dan pelaku industri untuk berdialog dan mendukung industri hijau.

Tahun 2025 Kemenperin kembali menggelar AIGIS 2025 pada tanggal 20-22 Agustus 2025 tanpa menggunakan APBN. Kick-off rangkaian acara AIGIS 2025 telah dilakukan oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada Desember 2024.

Nantinya akan ada peluncuran Green Industry Service Company (GISCO) Prepatory Framework, sebuah inisiatif untuk mempercepat transformasi industri menuju keberlanjutan melalui pengembangan ekosistem yang terintegrasi, mencakup pendanaan, teknologi, dan layanan pendukung lainnya.

"Faktanya bapak-ibu tidak sedikit industri yang ingin bertransformasi ke industri hijau terkendala permasalahan dana," tutup Andi.

(fdl/fdl)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest