IDXChannel – Tiga saham bank raksasa terkoreksi hingga penutupan sesi I, Kamis (20/3/2025), meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hampir satu persen hari ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham bank BUMN PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) turun 2,16 persen ke level Rp4.080 per unit, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terdepresiasi 1,62 persen menjadi Rp3.650 per unit, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berkurang 1,07 persen.
Saham-saham tersebut, yang kerap menjadi penggerak IHSG selain saham milik konglomerat, tengah dalam tekanan belakangan ini seiring aksi jual oleh investor asing di tengah sejumlah kabar negatif
CGS International dalam riset tertanggal 14 Maret 2025 mencatat kepemilikan asing di bank-bank besar Indonesia terus menurun dalam beberapa bulan terakhir akibat ketidakpastian makro dan kebijakan pemerintah.
Penurunan terbesar terjadi pada saham BMRI pada Februari 2025, mengikuti tren serupa di bank lain sebelumnya.
Dari sisi valuasi, bank-bank BUMN saat ini diperdagangkan pada 1,4 kali P/BV dan 8 kali P/E untuk proyeksi 2025, sementara valuasi BBCA turun ke 3,8 kali P/BV dan 18,4 kali P/E.
CGS International menilai koreksi harga saham sudah memperhitungkan revisi turun EPS 2025, sehingga tetap mempertahankan peringkat overweight untuk sektor perbankan.
Meski demikian, katalis jangka pendek baru diperkirakan muncul setelah kuartal I-2025. Faktor yang perlu diperhatikan termasuk potensi perombakan manajemen bank BUMN dalam RUPS akhir Maret dan kejelasan program pembangunan 3 juta rumah serta koperasi desa.
BRIS dan BBCA menjadi pilihan utama CGS International, karena diproyeksikan mempertahankan pertumbuhan EPS yang solid.
Sementara di segmen bank BUMN, BBNI dinilai sebagai penerima manfaat terbesar dari potensi peningkatan likuiditas dana pihak ketiga.
Risiko utama yang dapat menekan sektor ini adalah ketidakpastian makro dan politik, serta memburuknya kualitas kredit dan margin bunga bersih (net interest margin).
Namun, peluang peningkatan likuiditas dana pihak ketiga (DPK) dan NIM yang lebih baik dari perkiraan dapat menjadi faktor pendukung.
IHSG Bergerak di Antara Keputusan BI dan Revisi UU TNI
IHSG menguat pada Kamis setelah mengalami penurunan terdalam dalam hampir tiga tahun pada Selasa lalu.
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga, serta ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) akan memangkas suku bunga dua kali di 2025, turut mendorong penguatan pasar Asia dan mata uang regional.
BI memilih untuk tidak mengubah kebijakan moneternya pada Rabu di tengah gejolak pasar yang menyebabkan investor menarik dana dari saham dan menjual obligasi imbal hasil tinggi Indonesia. Tekanan ini muncul akibat kekhawatiran terhadap kondisi fiskal dan lemahnya permintaan domestik.
Sementara itu, DPR RI hari ini mengesahkan revisi Undang-Undang (UU) TNI yang kontroversial, membuka lebih banyak peluang bagi perwira militer untuk menduduki jabatan sipil.
“Di tengah ketidakpastian kebijakan makro dan politik yang tinggi, risiko arus keluar dari pasar saham tetap terlihat, baik dari investor asing maupun domestik,” demikian mengutip analis Citi dalam risetnya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:20/03/2025 12:30 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()