Harga Emas Bertahan di USD3.000, Simak Proyeksi Analis Pekan Ini

IDXChannel - Harga emas berhasil menjadikan level USD3.000 sebagai batas support kuat di pekan lalu, meski tidak mencatat lonjakan besar seperti pekan sebelumnya.

Sepanjang pekan, emas sempat menyentuh level tertinggi USD3.057 per troy ons pada Kamis (20/3/2025), terutama setelah rilis proyeksi suku bunga terbaru dari The Fed.

Baca Juga:

Perusahaan Migas Jadi yang Paling Untung di Rusia pada 2024

Survei Kitco News menunjukkan pandangan analis lebih terbagi terhadap prospek emas. Analis SIA Wealth Management Colin Cieszynski memperkirakan emas masih berkonsolidasi hingga akhir Maret, sementara analis Adrian Day Asset Management Adrian Day menilai koreksi wajar terjadi, meski tidak berlangsung lama.

Kemudian, analis VR Metals/Resource Letter Mark Leibovit memprediksi penurunan karena kondisi pasar yang sudah jenuh beli, sedangkan analis Asset Strategies International Rich Checkan memperkirakan emas kembali menguji level di bawah USD3.000.

Baca Juga:

Ekraf-BSSN-Kemendag Teken MoU, Perkuat Ekonomi Kreatif dan Keamanan Siber

Sebaliknya, analis Barchart.com Darin Newsom tetap optimistis harga emas naik.

Sementara itu, analis Forexlive.com Adam Button menilai aksi ambil untung di level USD3.000 menjadi faktor utama pelemahan emas pada Jumat. Ia juga mencermati bahwa banyak fund yang masuk ke emas berasal dari China, sementara permintaan dari Turki tetap kuat di tengah gejolak lira.

Baca Juga:

Bank Mandiri (BMRI) Salurkan Rp9,01 Triliun KUR ke 77.500 UMKM per Februari 2025

Sentimen Wall Street terhadap emas lebih seimbang. Dalam survei Kitco News, 18 analis berpartisipasi, dengan 39 persen memprediksi kenaikan harga emas, 28 persen memperkirakan penurunan, dan 33 persen melihat konsolidasi sepekan ini.

Di sisi lain, jajak pendapat daring Kitco mencatat 372 suara, tertinggi tahun ini. Sebanyak 59 persen investor ritel memperkirakan harga emas naik, 22 persen memprediksi penurunan, sementara 19 persen lainnya melihat pergerakan mendatar.

Pekan ini, investor akan mencermati rilis data ekonomi utama, termasuk indeks manufaktur dan jasa S&P Global pada Senin, serta data Kepercayaan Konsumen AS pada Selasa. Namun, perhatian utama akan tertuju pada indeks inflasi pilihan The Fed, yaitu inflasi inti alias Core PCE, yang akan diumumkan Jumat. (Aldo Fernando)