Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Wall Street akhirnya ditutup di wilayah positif, dan Dolar AS menguat pada perdagangan Jumat (21/03/25), membalikkan kerugiannya setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan fleksibilitas mengenai putaran tarif baru yang diharapkan akan diterapkan bulan depan.
Ketiga indeks membukukan keuntungan mingguan, tetapi pertumbuhannya dibatasi oleh pelemahan di sektor-sektor yang sensitif terhadap ekonomi, seperti keripik, bahan baku, dan saham-saham berkapitalisasi kecil.
Ketidakpastian ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatnya ketegangan geopolitik membuat investor tetap berhati-hati.
Harga emas turun tajam dari rekor tertingginya tetapi tetap di atas $3.000/ons, level yang dilampaui minggu lalu untuk pertama kalinya.
Dow Jones Industrial Average dan S&P500 keduanya naik tipis sebesar 0,08%, sementara Nasdaq Composite naik 0,52%.
SENTIMEN PASAR: Beberapa pejabat senior bank sentral AS telah menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk menilai dampak ekonomi dari tarif Presiden Trump, dan bank sentral masih memiliki waktu untuk menentukan arah kebijakan moneternya. Serangkaian pertemuan kebijakan bank sentral menjadi fokus investor minggu lalu, dengan Federal Reserve, Bank of Japan, Bank of England, People’s Bank of China, dan bahkan Indonesia, semuanya mempertahankan suku bunga mereka. Tema umum di antara para pembuat kebijakan adalah kehati-hatian, dengan sebagian besar mengambil sikap "Wait and See" mengenai tarif dan kebijakan perdagangan Trump. Investor tampak gugup sambil menunggu klarifikasi mengenai rincian tarif timbal balik Trump, yang diharapkan mulai berlaku pada tanggal 2 April. Serangan udara Israel di Gaza dan ledakan besar dari serangan pesawat nirawak Ukraina di bandara militer Rusia juga telah meredam selera risiko, meningkatkan daya tarik aset safe haven. Indikator ekonomi AS minggu ini akan mencakup data perumahan dan PMI. Pada hari Kamis, Departemen Perdagangan AS akan memberikan revisi ketiga dan terakhir dari PDB kuartal keempat, sementara indeks harga PCE akan dirilis pada hari Jumat.
PASAR EROPA & ASIA: Tidak hanya di AS, tetapi serangkaian data PMI dari berbagai negara di Eropa & Asia juga akan membentuk pasar pada hari Senin ini. Sebelum ini, telah terjadi gejolak pasar, mulai dari kekacauan di Bandara Heathrow London, yang ditutup karena kebakaran besar di gardu listrik di dekatnya, hingga dampak finansial dari penahanan pesaing politik utama Presiden Recep Tayyip Erdogan di Turki. Pelaku pasar juga mencermati paket stimulus fiskal besar Jerman, yang diharapkan akan disetujui oleh Bundesrat (majelis tinggi parlemen) pada hari Jumat. Saham Eropa jatuh, tetapi indeks STOXX Euro 600 membukukan kenaikan mingguan, memperpanjang kinerjanya yang lebih kuat tahun ini, meskipun indeks global MSCI turun 0,17%. Indeks STOXX 600 pan-Eropa terdepresiasi sebesar 0,6%, sementara indeks FTSEurofirst 300 yang lebih luas di Eropa melemah sebesar 0,59%. Saham pasar berkembang turun 0,83%, indeks MSCI Asia-Pasifik (kecuali Jepang) juga ditutup lebih rendah sebesar 0,81%, sementara Nikkei Jepang turun sebesar 0,20%.
OBLIGASI & MATA UANG: Dolar AS menguat terhadap EURO, mengakhiri minggu lebih tinggi karena tenggat waktu tarif yang semakin dekat mendorong sikap hati-hati. INDEKS DOLAR, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk Yen dan Euro, naik sebesar 0,33% menjadi 104,13, dengan EURO turun 0,32% menjadi $1,0816. Terhadap YEN Jepang, USD menguat 0,37% menjadi 149,33. Imbal hasil Treasury AS 10 tahun naik 1,9 bps menjadi 4,252%, setelah turun selama empat hari berturut-turut, karena investor menilai ketidakpastian tarif terhadap kemungkinan Fed mempertahankan suku bunga untuk sementara waktu. Imbal hasil 30 tahun meningkat 3,9 bps menjadi 4,5948%. US2YT, yang biasanya bergerak sesuai dengan ekspektasi suku bunga Fed, turun 0,9 bps menjadi 3,948%.
KOMODITAS: Harga minyak mentah sedikit meningkat dan membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut karena sanksi baru AS terhadap Iran dan rencana produksi OPEC+ meningkatkan ekspektasi pasokan yang lebih ketat. Minyak mentah WTI AS naik 0,31% menjadi $68,28 per barel, sementara Brent ditutup pada $72,16 per barel, naik 0,22%. Emas menghentikan lonjakan rekornya, turun dari puncaknya karena Dolar AS menguat, tetapi masih membukukan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Emas spot melemah 0,8% menjadi $3.020,10 per ons.
ALIRAN DANA ASING: Investor asing mencatat penjualan bersih sebesar Rp2,35 triliun (semua pasar) & penjualan bersih sebesar Rp2,3 triliun (Pasar RG). 5 saham teratas yang dibeli bersih oleh asing adalah AMRT (66,8 miliar), PGAS (52,6 miliar), ASII (49,3 miliar), GOTO (39,5 miliar), dan TPIA (29,9 miliar). Di sisi lain, 5 saham dengan penjualan bersih teratas adalah BBCA (1,32T), BBNI (514,2B), BMRI (512,2B), BRMS (64,1B), dan TLKM (57,6B).
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN: Indeks ditutup dalam posisi merah pekat, jatuh di bawah level 6.300 lagi, turun 123,5 poin / hampir 2% pada 6.258,18. Rupiah tampaknya nyaman berada di sekitar 16.500/USD. Total nilai penjualan bersih asing sejak awal tahun telah mencapai Rp30,82T, melampaui penjualan bersih asing pada tahun 2024, yaitu Rp27T.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis Kiwoom Sekuritas memperkirakan bahwa IHSG dapat menguji level support dari posisi terendah baru-baru ini di sekitar 6.200 –6.150, mungkin turun ke level psikologis 6.000.
Mengingat libur panjang Idul Fitri, strategi pengurangan portofolio mungkin menjadi langkah yang bijaksana sebagai langkah antisipasi terhadap ketidakpastian risiko tinggi selama libur tersebut, terutama dengan penerapan tarif oleh mitra dagang Trump di seluruh dunia yang ditetapkan pada 2 April.
Sentimen pembelian kembali saham dari sejumlah emiten mulai hari ini diharapkan dapat menjadi penyangga untuk membatasi penurunan IHSG lebih lanjut dan mendorong minat beli dari investor/trader.
“IHSG Berpotensi Kembali Terkoreksi,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Senin (24/3).
加载失败()