
IDXChannel – Harga minyak mentah bangkit dari level terendah empat tahun pada Rabu (9/4/2025).
Kenaikan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor dari China menjadi 125 persen, sambil menunda tarif selama 90 hari bagi negara-negara yang tidak memberlakukan tarif balasan terhadap produk AS.

Pasar saham melonjak setelah pengumuman ini, meredakan tekanan pada harga komoditas.
Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent melesat 6,65 persen ke level USD65,72 per barel. Sementara, WTI melejit 7,83 persen menjadi USD62,78 per barel setelah sebelumnya sempat menyentuh USD55,12, level terendah sejak awal 2021.

China mengumumkan kenaikan tarif impor dari AS menjadi 84 persen pada Rabu, naik dari 34 persen yang diumumkan pekan lalu.
Sebagai tanggapan, Trump meningkatkan tarif terhadap barang-barang China, tetapi menunda penerapan tarif bagi negara-negara yang tidak memberlakukan tarif balasan.

Menurut catatan analis Ritterbusch, dikutip Dow Jones Newswires, Rabu (9/4), perang tarif antara AS dan China menjadi faktor utama yang membayangi pasar.
“Faktor permintaan minyak dari China dapat menghambat sektor energi untuk sepenuhnya menikmati peningkatan selera risiko global dalam waktu dekat,” demikian tulis analis firma tersebut.
“Kami tidak mengharapkan volatilitas harga ekstrem ini mereda dalam waktu dekat.”
Kenaikan harga minyak juga didorong oleh penutupan pipa Keystone milik South Bow (SOBO) yang berkapasitas 591.000 barel per hari akibat kebocoran di North Dakota, yang berimbas pada pasokan minyak Kanada ke kilang-kilang AS.
Selain itu, Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak komersial AS naik 2,6 juta barel pekan lalu, melebihi perkiraan kenaikan 1,4 juta barel dari jajak pendapat Reuters. (Aldo Fernando)
作者:10/04/2025 07:22 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()