Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) melanjutkan pelemahannya pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 8 basis poin (bp) menjadi 6,91%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 6bp menjadi 7,14%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 6bp menjadi 7,14%.
Level yield curve SUN 10-tahun masih di dalam estimated weekly range di kisaran 7,02-7,24%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp23,8 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp29,4 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp4,6 triliun dan Rp2,6 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp6,0 triliun.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,11%, bergerak dari level Rp16.891/US$ pada hari Selasa menjadi Rp16.873/US$ kemarin.
Dari eksternal, Presiden AS, Donald Trump menghentikan sementara secara parsial kebijakan tarif bagi beberapa rekan dagang AS.
Penghentian sementara tersebut akan berlangsung selama 90-hari untuk memberikan ruang negosiasi dagang, namun tarif dasar 10% masih akan berlaku selama periode tersebut.
Adapun Tiongkok merespon kebijakan perang dagang AS dengan menetapkan tarif sebesar 84% untuk barang yang diimpor dari AS, dan kembali direspon AS dengan meningkatkan tarif impor menjadi 125% untuk barang yang diimpor dari China.
Indikator global masih menunjukkan sentimen yang cenderung negatif bagi pasar obligasi, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST) dan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.
Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 18bp menjadi 4,06%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 8bp menjadi 4,34%.
Sementara itu, CDS 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 2bp menjadi 131bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi masih berlangsungnya volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0094, FR0064, FR0096, FR0100,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (10/4).
加载失败()