Harga Minyak Turun Setelah Lonjakan Tajam, Pasar Kembali Fokus pada Fundamental

avatar
· 阅读量 71
Harga Minyak Turun Setelah Lonjakan Tajam, Pasar Kembali Fokus pada Fundamental
Harga Minyak Turun Setelah Lonjakan Tajam, Pasar Kembali Fokus pada Fundamental. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah ditutup melemah pada Kamis (10/4/2025) setelah sempat melonjak hampir 5 persen sehari sebelumnya. Kenaikan pada Rabu (9/4) dipicu oleh langkah Presiden AS Donald Trump yang sebagian mundur dari ancaman tarif menyeluruh.

Namun, tarif terhadap China justru dinaikkan, memperburuk perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.

Baca Juga:
Harga Minyak Turun Setelah Lonjakan Tajam, Pasar Kembali Fokus pada Fundamental Wall Street Anjlok, Investor Cemas Perang Tarif AS vs China Memanas

Kontrak berjangka (futures) minyak Brent merosot 3,53 persen ke USD63,40 per barel, sedangkan minyak WTI turun 3,97 persen menjadi USD60,29 per barel.

Pasar sempat menguat pada Rabu setelah Trump menangguhkan tarif selama 90 hari dan memangkas bea impor menjadi 10 persen. Langkah ini mengejutkan, terutama karena pasar obligasi mengalami gejolak dengan lonjakan imbal hasil.

Baca Juga:
Harga Minyak Turun Setelah Lonjakan Tajam, Pasar Kembali Fokus pada Fundamental BMRI hingga EXCL Bagi-Bagi Dividen, Hari Ini Cum Date

Namun, pada Kamis, Trump kembali menaikkan tarif untuk produk China menjadi 125 persen, lalu 145 persen, sementara China membalas dengan menaikkan tarif impor barang AS hingga 84 persen.

"Pasar berbicara, obligasi paling keras, dan akhirnya terjadi penyesuaian meski hanya sebagian—terlepas dari bagaimana hal ini dikemas dan dipresentasikan. Apakah benar akan 90 hari? Atau mungkin hanya 5 hari atau malah 2 tahun? Apakah benar 10 persen, atau akan naik menjadi 20 persen dalam beberapa hari?" kata PVM Oil Associates.

Baca Juga:
Harga Minyak Turun Setelah Lonjakan Tajam, Pasar Kembali Fokus pada Fundamental Cek Rekening, Dividen BBCA Rp250 per Saham Cair Hari Ini

"Dan jangan lupakan China, musuh besar dan tangguh, yang kini harus menghadapi pajak impor besar dengan konsekuensi ekonomi yang bisa sangat serius."

Koreksi tarif ini membuat pasar kembali fokus pada fundamental minyak yang lemah, dengan pasokan meningkat di tengah perlambatan ekonomi akibat ketegangan perdagangan AS.

UBS pada Kamis memangkas proyeksi harga rata-rata Brent untuk 2025 sebesar USD6 menjadi USD66 per barel dan untuk 2026 turun USD7 menjadi USD65 per barel.

"Kami kini memperkirakan pasar minyak mengalami surplus akibat permintaan yang lebih rendah dan produksi OPEC+ yang lebih tinggi: kelebihan pasokan 0,4 juta barel per hari (Mb/d) pada 2025 dan 0,5 Mb/d pada 2026 dengan surplus 0,8 Mb/d," demikian kata analis UBS.

"Perhitungan awal menunjukkan dampak sebesar 50 basis poin pada PDB global, bahkan bisa dua kali lipat lebih besar. Kami juga memangkas estimasi pertumbuhan permintaan minyak untuk 2025 sebesar 0,4 Mb/d menjadi 0,7 Mb/d dan untuk 2026 sebesar 0,5 Mb/d menjadi hanya 0,5 Mb/d."

Penurunan harga ini terjadi meskipun pasokan AS mengalami gangguan, termasuk penghentian operasional pipa Keystone berkapasitas 591 ribu barel per hari setelah kebocoran 3.500 barel minyak di North Dakota pada Selasa. (Aldo Fernando)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest