- Menjelang sesi Eropa, Rupiah Indonesia bergerak lebih rendah ke 16.828 per Dolar AS.
- Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia turun ke 121,1 pada bulan Maret, terendah dalam enam bulan terakhir akibat penurunan daya beli.
- Indeks Manufaktur Empire State AS untuk bulan April akan dicermati untuk arah perdagangan selanjutnya.
Nilai tukar Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dolar AS (USD) dibuka menguat pada Selasa pagi, diperdagangkan di kisaran Rp16.770 per Dolar. Namun, menjelang perdagangan sesi Eropa, tekanan terhadap mata uang Garuda kembali muncul. Pasangan mata uang USD/IDR menguat ke level 16.828 saat berita ini ditulis, seiring pergerakan konsolidasi yang masih berlanjut sejak akhir pekan lalu.
Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) menunjukkan tanda-tanda pemulihan moderat setelah menyentuh level terendah sejak 2022. Saat ini, DXY diperdagangkan di sekitar 99,60, di tengah meningkatnya kekhawatiran stagflasi di Amerika Serikat. Meski pasar sempat mendapat angin segar dari pengumuman penundaan tarif selama 90 hari, kekhawatiran atas inflasi yang tinggi, melemahnya kepercayaan konsumen, serta ketegangan perdagangan global masih membayangi pergerakan pasar. Secara teknikal, tekanan jual pada DXY masih terlihat, mengindikasikan potensi pelemahan lanjutan jika sentimen belum membaik.
Isu stagflasi semakin mencuat setelah data awal Indeks Kepercayaan Konsumen Universitas Michigan AS untuk April menunjukkan penurunan tajam ke angka 50,8. Melemahnya sentimen ini terjadi di seluruh kelompok demografi, dengan ekspektasi inflasi satu tahun ke depan melonjak dari 5% menjadi 6,7%. Kenaikan ekspektasi inflasi ini turut mendorong lonjakan imbal hasil obligasi, dan dinilai dapat membatasi ruang gerak The Federal Reserve untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat, meskipun konsumsi domestik menunjukkan sinyal pelemahan.
Di dalam negeri, tekanan terhadap konsumsi juga terasa. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Maret 2025 turun ke 121,1, melemah selama tiga bulan berturut-turut. Ini merupakan level terendah dalam enam bulan terakhir, mencerminkan menurunnya daya beli masyarakat dan menyusutnya kelas menengah.
Pelemahan ini terpantau dalam penurunan pada seluruh enam subindeks konsumen. Persepsi terhadap ketersediaan kerja turun menjadi 125,9, sementara kondisi kerja dibanding enam bulan lalu turun ke 100,3. Indeks prospek ekonomi melemah ke 131,7, dan kondisi ekonomi saat ini turun ke 110,6. Ekspektasi pendapatan enam bulan ke depan turun ke 137,0, dan ekspektasi pendapatan saat ini melemah ke 121,3.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia tengah mengambil langkah diplomatik strategis. Delegasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan menjadi yang pertama melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat terkait tarif impor 32% yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump. Kunjungan ini dijadwalkan berlangsung pada 16-23 April 2024 di Washington, D.C., sebagai tindak lanjut dari surat resmi pemerintah Republik Indonesia (RI).
Dalam agenda tersebut, delegasi Indonesia akan bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk Menteri Perdagangan, Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan, dan Kantor Perwakilan Dagang AS. Pemerintah berharap, negosiasi ini dapat meredakan ketegangan perdagangan, memperkuat posisi produk Indonesia di pasar internasional, dan mendukung stabilitas ekonomi nasional – yang secara tidak langsung akan berdampak positif terhadap nilai tukar Rupiah dalam jangka menengah hingga panjang.
Para pelaku pasar saat ini menantikan sejumlah data ekonomi dari Amerika Serikat, termasuk rilis Indeks Manufaktur Empire State bulan April. Data ini, bersama dengan dinamika perdagangan global, diprakirakan dapat memengaruhi pergerakan Dolar AS dan memberikan arah baru bagi pasangan mata uang USD/IDR.
Indikator Ekonomi
Keyakinan Konsumen
Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia mencerminkan perubahan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi dibandingkan dengan satu bulan sebelumnya. Laporan tersebut mencakup Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) untuk menggambarkan gambaran akurat terkait sentimen konsumen di negara ini.
Baca lebih lanjutRilis terakhir: Sel Apr 15, 2025 03.00
Frekuensi: Bulanan
Aktual: 121.1
Konsensus: -
Sebelumnya: 126.4
Sumber:
作者:Tim FXStreet,文章来源FXStreet_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()