Tarif Royalti Minerba Resmi Naik, Bagaimana Nasib Emiten Tambang?

avatar
· 阅读量 62
Tarif Royalti Minerba Resmi Naik, Bagaimana Nasib Emiten Tambang?
Tarif Royalti Minerba Resmi Naik, Bagaimana Nasib Emiten Tambang? (Foto: dok Freepik)

IDXChannel - Pemerintah resmi menaikkan tarif royalti bagi sejumlah komoditas mineral dan batu bara (minerba) pada Kamis (17/4/2025).

Kebijakan baru bagi sektor mineral diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2025 sedangkan bagi produsen batu bara yang beroperasi dengan Izin Usaha Penambangan Khusus (IUPK) diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2025.

Menurut riset Stockbit, Kamis (17/4/2025) mayoritas komoditas mineral mendapatkan kenaikan tarif royalti, sementara produsen batu bara dengan izin IUPK justru mengalami penurunan tarif.

Namun, kenaikan final tarif royalti untuk komoditas feronikel dan nickel matte lebih rendah dari proposal sebelumnya. 

Di mana Kementerian ESDM mengusulkan agar tarif royalti feronikel menjadi berkisar 5-7 persen dan untuk nickel matte berkisar 4,5-6,5 persen. 

Dalam regulasi final, tarif royalti feronikel berkisar 4-6 persen, dan nickel matte sekitar 3,5-5,5 persen.

Sementara itu, belum terdapat keterangan terkait pajak royalti untuk emiten batu bara yang beroperasi dengan izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara (PKP2B) dan IUP.

Deretan emiten tambang yang terdampak perubahan royalti

Stockbit menilai, perubahan tarif royalti berpotensi menggerus kinerja emiten produsen mineral, seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). 

Di sisi lain, penyesuaian tarif terbaru dapat meningkatkan kinerja produsen batu bara dengan kontrak IUPK seperti PT Adaro Andalan Indonesia Tbk(AADI), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Indika Energy Tbk (INDY). 

"Sebagai ilustrasi, harga batu bara acuan (HBA) pada Maret 2025 berada di level USD128 per ton, sehingga tarif royalti ketiga emiten tersebut berpotensi turun dari 28 persen menjadi 19 persen," tulis Stockbit.

Dari deretan emiten tersebut, BUMI diproyeksi menjadi emiten yang paling diuntungkan dengan potensi kenaikan laba bersih 2025 sebesar 142 persen secara tahunan year-on-year (yoy), diikuti oleh INDY yang tumbuh 126 persen dan AADI 21,9 persen. 

Kenaikan laba ini mengacu pada asumsi utama harga rata-rata batu bara Newcastle di level USD110 per ton.

(DESI ANGRIANI)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest