- Rupiah Indonesia bergerak di kisaran 16.800-16.900 setelah Trump meredakan kekhawatiran pasar tentang The Fed.
- Bank Indonesia tetap di suku bunga 5,75% untuk stabilitas rupiah, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sedikit di bawah 5%.
- IMF revisi proyeksi pertumbuhan Indonesia 2025 menjadi 4,7%, meskipun Sri Mulyani menilai dampaknya lebih ringan dibanding negara lain.
Kurs rupiah Indonesia (IDR) masih bergerak dalam kisaran terbatas terhadap dolar AS (USD), yakni sekitar 16.800-16.900. Pada perdagangan sesi Asia siang hari Kamis, pasangan mata uang USD/IDR menguat ke level 16.900, mencatatkan kenaikan 0,19%. Dolar AS pulih setelah Presiden AS, Donald Trump, meredakan kekhawatiran pasar dengan pernyataannya bahwa ia tidak berniat memecat Ketua The Fed, Jerome Powell. Namun, potensi pemulihan USD masih terbatas karena sikap Trump yang tidak konsisten terkait kebijakan tarif.
Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga, Fokus Jaga Stabilitas Rupiah
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% untuk ketiga kalinya berturut-turut, sebagai upaya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketegangan perdagangan global. Meskipun Rupiah sempat melemah, BI terus melakukan intervensi pasar untuk mendukung mata uang lokal.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menekankan bahwa fokus utama saat ini adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, meskipun tetap membuka peluang untuk penurunan suku bunga, dengan memperhatikan inflasi dan prospek pertumbuhan ekonomi domestik. Inflasi Indonesia tetap terkendali, dengan tingkat inflasi Maret yang tercatat sebesar 1,03%, berada di bawah target 1,5%-3,5%.
BI juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini akan sedikit berada di bawah tengah kisaran proyeksi 4,7%-5,5%, dipengaruhi oleh dampak ketidakpastian global akibat konflik dagang.
Peningkatan Penanaman Modal Asing di Indonesia
Indonesia mencatatkan penanaman modal asing langsung (PMA) sebesar Rp230,4 triliun ($13,67 miliar) pada tiga bulan pertama tahun 2025, mengalami kenaikan 12,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun PMA mencerminkan pertumbuhan, laju tersebut adalah yang terendah dalam lima kuartal terakhir. Total investasi, termasuk kontribusi dari investor domestik, mencapai Rp465,2 triliun, tumbuh 15,9% dan menciptakan lebih dari 594.000 lapangan kerja. Menteri Investasi, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa minat investor, baik asing maupun lokal, tetap kuat meskipun terdapat ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik dan masalah perdagangan.
IMF Merevisi Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia untuk 2025
IMF baru-baru ini merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 menjadi 4,7%, turun dari estimasi sebelumnya yang sebesar 5,1%. Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, menjelaskan bahwa meskipun terjadi koreksi sebesar 0,4%, penurunan ini masih lebih ringan dibandingkan negara-negara lain yang lebih bergantung pada perdagangan internasional dan memiliki keterkaitan ekonomi yang lebih besar dengan Amerika Serikat.
Meskipun menghadapi tekanan akibat ketegangan perdagangan global, Sri Mulyani optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tetap bisa mencapai sekitar 5%, serupa dengan capaian tahun lalu. Pemerintah Indonesia terus berupaya merundingkan kebijakan tarif dengan Amerika Serikat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap ekonomi. Target pertumbuhan tahun ini adalah 5,2%, sementara Presiden Prabowo menetapkan ambisi jangka panjang mencapai 8% pada 2029.
Perlambatan Aktivitas Bisnis di AS: Data PMI dan Beige Book
Data ekonomi terbaru menunjukkan perlambatan aktivitas bisnis di Amerika Serikat, dengan Indeks PMI Gabungan S&P pada bulan April turun menjadi 51,2, dari 53,5 sebelumnya. Meskipun PMI Manufaktur sedikit naik ke 50,7, PMI Jasa turun signifikan ke 51,4, dibandingkan dengan 54,4 pada bulan sebelumnya. Ini mencerminkan menurunnya permintaan di sektor jasa.
Chris Williamson dari S&P Global menilai bahwa momentum pertumbuhan ekonomi AS melemah, sementara tekanan inflasi tetap tinggi, menambah tantangan bagi kebijakan The Fed.
Laporan Beige Book dari Federal Reserve untuk bulan April juga menunjukkan bahwa meskipun aktivitas ekonomi tetap stabil, kekhawatiran terkait tarif semakin memperburuk prospek ekonomi di berbagai wilayah. Sektor tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda melambat, dengan banyak distrik melaporkan stagnasi atau penurunan dalam tingkat ketenagakerjaan.
Laporan ini juga mencatat bahwa perusahaan bersiap menghadapi ketidakpastian yang meningkat, terutama terkait dampak tarif dan penurunan permintaan di sektor jasa.
Data Ekonomi AS yang Diperhatikan Pedagang Malam Ini
Malam ini, waktu Indonesia, para pelaku pasar akan memantau sejumlah data ekonomi dari Amerika Serikat.
Data yang akan dirilis mencakup Indeks Aktivitas Nasional The Fed Chicago untuk bulan Maret yang sebelumnya tercatat di 0,18. Sementara itu, Klaim Tunjangan Pengangguran Awal diperkirakan mencapai 221.000, sedikit lebih tinggi dari 215.000 sebelumnya. Klaim Tunjangan Pengangguran Lanjutan diperkirakan mencapai 1,88 juta, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang sebesar 1,885 juta.
Pesanan Barang Tahan Lama untuk Maret juga diperkirakan mengalami kenaikan signifikan sebesar 2%, lebih tinggi dari angka 1% yang tercatat sebelumnya.
Para pelaku pasar akan memperhatikan rilis data ini dengan cermat, karena hasilnya dapat memengaruhi pergerakan pasar, khususnya nilai tukar USD, yang pada gilirannya berpotensi memengaruhi pergerakan USD/IDR selanjutnya.
Pertanyaan Umum Seputar Tarif
Meskipun tarif dan pajak keduanya menghasilkan pendapatan pemerintah untuk mendanai barang dan jasa publik, keduanya memiliki beberapa perbedaan. Tarif dibayar di muka di pelabuhan masuk, sementara pajak dibayar pada saat pembelian. Pajak dikenakan pada wajib pajak individu dan perusahaan, sementara tarif dibayar oleh importir.
Ada dua pandangan di kalangan ekonom mengenai penggunaan tarif. Sementara beberapa berpendapat bahwa tarif diperlukan untuk melindungi industri domestik dan mengatasi ketidakseimbangan perdagangan, yang lain melihatnya sebagai alat yang merugikan yang dapat berpotensi mendorong harga lebih tinggi dalam jangka panjang dan menyebabkan perang dagang yang merusak dengan mendorong tarif balas-membalas.
Selama menjelang pemilihan presiden pada November 2024, Donald Trump menegaskan bahwa ia berniat menggunakan tarif untuk mendukung perekonomian AS dan produsen Amerika. Pada tahun 2024, Meksiko, Tiongkok, dan Kanada menyumbang 42% dari total impor AS. Dalam periode ini, Meksiko menonjol sebagai eksportir teratas dengan $466,6 miliar, menurut Biro Sensus AS. Oleh karena itu, Trump ingin fokus pada ketiga negara ini saat memberlakukan tarif. Ia juga berencana menggunakan pendapatan yang dihasilkan melalui tarif untuk menurunkan pajak penghasilan pribadi.
作者:Tim FXStreet,文章来源FXStreet_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()