Saham Empat Bank Besar Menguat, BBCA Pimpin Kenaikan

avatar
· 阅读量 49
Saham Empat Bank Besar Menguat, BBCA Pimpin Kenaikan
Saham Empat Bank Besar Menguat, BBCA Pimpin Kenaikan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Empat saham bank raksasa kompak naik pada Jumat (25/4/2025), menjaga momentum positif dalam beberapa hari belakangan.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada pukul 10.08 WIB, saham bank Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) meningkat 1,17 persen.

Baca Juga:
Saham Empat Bank Besar Menguat, BBCA Pimpin Kenaikan Mau IPO, Cipta Sarana (DKHH) Patok Harga Bookbuilding Rp100-Rp132 per Saham

Tiga saham bank BUMN besar juga menghijau. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mendaki 1,02 persen. Saham bank pelat merah lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) masing-masing terkerek 0,48 persen dan 0,80 persen.

Mengutip Bloomberg, Kamis (24/4/2025), bank investasi multinasional UBS mengerek peringkat (rating) saham Indonesia menjadi overweight.

Baca Juga:
Saham Empat Bank Besar Menguat, BBCA Pimpin Kenaikan Dua Komisaris Ancol (PJAA) Mundur, Salah Satunya Sofyan Djalil

Kenaikan rekomendasi saham Indonesia oleh UBS didorong oleh pandangan kondisi domestik yang solid alias defensif dan valuasi pasar saham Indonesia saat ini mendekati titik terendah yang pernah terjadi selama masa pandemi Covid-19, yang dinilai menarik.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, saat ini terdapat sinyal pembalikan arah di pasar. "Melihat [Selasa] kemarin movers [saham penggerak] di IHSG mulai diakumulasi oleh investor asing. Terlihat juga bnyak broker lokal yang memiliki volume jumbo dalam transaksi melakukan akumulasi," ujar Michael, Rabu (23/4).

Baca Juga:
Saham Empat Bank Besar Menguat, BBCA Pimpin Kenaikan Saham Unilever (UNVR) Terbang 20 Persen di Tengah Perbaikan Kinerja

Menurut dia, potensi pembalikan arah biasanya dimulai dari saham-saham unggulan (blue chip), yang menjadi proksi (proxy) dana institusi (fund) dan investor asing, terutama yang sebelumnya mengalami koreksi dalam.

"Dengan kapitalisasi pasar besar, memungkinkan aset kelolaan (AUM) mereka untuk masuk perbankan seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI," katanya.

Michael menambahkan, setelah saham perbankan, saham komoditas seperti ANTM, MDKA, dan BRMS juga berpotensi mengikuti.

Secara makro, ketidakpastian kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) telah menciptakan realitas baru bagi para investor. Pergeseran kebijakan yang mendadak membuat proyeksi pasar jangka pendek semakin sulit, sekaligus meredam minat terhadap aset negara berkembang.

Selain bayang-bayang ancaman tarif AS sebesar 32 persen, Indonesia juga tengah menghadapi lemahnya permintaan domestik dan realisasi penerimaan negara yang di bawah ekspektasi. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam mengelola belanja.

Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diperkirakan tetap berada di kisaran 5 persen, di tengah tekanan ketegangan dagang global. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest