Deretan Saham Big Cap Penopang IHSG Pekan Ini

avatar
· 阅读量 55
Deretan Saham Big Cap Penopang IHSG Pekan Ini
Deretan Saham Big Cap Penopang IHSG Pekan Ini. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Sejumlah saham unggulan (big cap) menjadi motor penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini, meski investor asing secara umum masih melanjutkan aksi jual di pasar saham Indonesia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp739 miliar di pasar reguler selama sepekan terakhir.

Baca Juga:
Deretan Saham Big Cap Penopang IHSG Pekan Ini Asing Getol Borong, Saham Unilever (UNVR) Melesat 32 Persen Sepekan

Namun demikian, IHSG tetap mampu menguat 3,74 persen dalam periode yang sama dan ditutup di level 6.678,92 pada Jumat (25/4/2025).

Penguatan ini ditopang oleh kinerja solid IHSG yang empat kali ditutup di zona hijau dan hanya sekali melemah, yakni pada Kamis (24/4).

Baca Juga:
Deretan Saham Big Cap Penopang IHSG Pekan Ini Harga Emas Sempat Bersinar di USD3.500, tapi Tutup Pekan dengan Koreksi

Kuatnya dukungan dari saham-saham kapitalisasi besar mencerminkan kombinasi optimisme terhadap prospek pemulihan ekonomi, sentimen positif di sektor-sektor unggulan, serta rotasi sektoral yang sedang berlangsung.

Saham bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 6,52 persen dan memberikan kontribusi 26,41 poin terhadap IHSG, tertinggi selama pekan ini.

Baca Juga:
Deretan Saham Big Cap Penopang IHSG Pekan Ini Wall Street Ditutup Menguat dengan S&P Melesat Ditopang Saham Teknologi

PT DCI Indonesia Tbk (DCII), penyedia layanan pusat data, melonjak 9,94 persen dan menambah 19,66 poin bagi IHSG.

Bank pelat merah lainnya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turut menyumbang 15,29 poin dengan kenaikan 2,75 persen sepanjang pekan.

Kemudian, emiten geotermal milik taipan Prajogo Pangestu T Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menguat 7,14 persen dan menyumbang 15,2 poin bagi IHSG.

Saham tambang tembaga dan emas Grup Salim, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), naik 7 persen sepekan dan memberikan tambahan 14,21 poin bagi IHSG.

Kenaikan tertinggi secara persentase dicetak oleh emiten properti milik pengusaha Aguan-Grup Salim PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang melonjak 17,05 persen, menyumbang 6,96 poin bagi IHSG.

Saham Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), meski hanya naik 1,18 persen, tetap menjadi penopang utama dengan kontribusi 6,81 poin.

Emiten consumer goods PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat kenaikan signifikan sebesar 32,58 persen dan menyumbang 5,81 poin bagi indeks. Aksi beli agresif dari investor asing pasca rilis laporan keuangan kuartal I-2025 yang menunjukkan perbaikan kinerja turut mendongkrak harga saham.

Saham bank BUMN PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) melengkapi daftar dengan kenaikan 3,96 persen dan kontribusi 5,76 poin. (Lihat tabel di bawah ini.)

Deretan Saham Big Cap Penopang IHSG Pekan Ini

Mengutip Bloomberg, Kamis (24/4/2025), bank investasi multinasional UBS mengerek peringkat (rating) saham Indonesia menjadi overweight.

Kenaikan rekomendasi saham Indonesia oleh UBS didorong oleh pandangan kondisi domestik yang solid alias defensif dan valuasi pasar saham Indonesia saat ini mendekati titik terendah yang pernah terjadi selama masa pandemi Covid-19, yang dinilai menarik.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, saat ini terdapat sinyal pembalikan arah di pasar. "Melihat [Selasa] kemarin movers [saham penggerak] di IHSG mulai diakumulasi oleh investor asing. Terlihat juga bnyak broker lokal yang memiliki volume jumbo dalam transaksi melakukan akumulasi," ujar Michael, Rabu (23/4).

Menurut dia, potensi pembalikan arah biasanya dimulai dari saham-saham unggulan (blue chip), yang menjadi proksi (proxy) dana institusi (fund) dan investor asing, terutama yang sebelumnya mengalami koreksi dalam.

"Dengan kapitalisasi pasar besar, memungkinkan aset kelolaan (AUM) mereka untuk masuk perbankan seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI," katanya.

Michael menambahkan, setelah saham perbankan, saham komoditas seperti ANTM, MDKA, dan BRMS juga berpotensi mengikuti.

Secara makro, ketidakpastian kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) telah menciptakan realitas baru bagi para investor. Pergeseran kebijakan yang mendadak membuat proyeksi pasar jangka pendek semakin sulit, sekaligus meredam minat terhadap aset negara berkembang.

Selain bayang-bayang ancaman tarif AS sebesar 32 persen, Indonesia juga tengah menghadapi lemahnya permintaan domestik dan realisasi penerimaan negara yang di bawah ekspektasi. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam mengelola belanja.

Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diperkirakan tetap berada di kisaran 5 persen, di tengah tekanan ketegangan dagang global.

Sementara, pada Rabu (23/4), Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya, sesuai dengan ekspektasi pasar. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。

FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest