
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada Senin (5/5/2025), mengalami bulan ini—yang kerap diwarnai fenomena ‘Sell in May’—dengan momentum positif.
Hingga pukul 10.46 WIB, IHSG naik 0,35 persen 6.839. Sebanyak 312 saham menguat, 262 melemah, dan 386 sisanya stagnan. Nilai transaksi Rp 4,50 triliun dan volume perdagangan 9,57 miliar saham.

Dengan ini, IHSG menghijau selama 6 hari beruntun. Dalam sepekan, IHSG terangkat 1,75 persen dan dalam sebulan melambung 14,10 persen, berusaha pulih dari penurunan tajam pada beberapa bulan terakhir.
Saham induk pengelola Indomaret milik Grup Salim, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) menjadi salah satu penopang indeks seiring harganya melesat 10,31 persen.

Saham Salim lainnya, produsen mi instan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) turut menjadi penggerak, naik 1,36 persen. Sementara, saham tambang yang juga terafiliasi dengan Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) naik 1,08 persen, turut andil atas kenaikan indeks acuan.
Selain nama-nama di atas, saham energi Grup Sinarmas, DSSA, mendaki 3,38 persen, sedangkan BREN milik Prajogo Pangestu terkerek 1,23 persen.

Di samping BREN, saham Prajogo lainnya, TPIA, ikut menjadi movers. Saham TPIA menguat 1,16 persen. TPIA tengah menyiapkan IPO anak usaha infrastrukturnya yang sangat diantisipasi pelaku pasar, PT Chandra Daya Investasi (CDI).
Saham bank BUMN, BMRI dan BBNI, menguat 1,31 persen dan 0,24 persen. Kemudian, saham bank Grup Djarum BBCA naik 0,56 persen.
Sentimen positif mulai muncul untuk pasar saham domestik. Mengutip Bloomberg, Kamis (24/4/2025) lalu, bank investasi multinasional UBS mengerek peringkat (rating) saham Indonesia menjadi overweight.
Kenaikan rekomendasi saham Indonesia oleh UBS didorong oleh pandangan kondisi domestik yang solid alias defensif dan valuasi pasar saham Indonesia saat ini mendekati titik terendah yang pernah terjadi selama masa pandemi Covid-19, yang dinilai menarik.
Nilai tukar rupiah kembali menguat sebesar 0,03 persen ke level Rp16.425 per USD, melanjutkan tren positif yang dimulai sejak 29 April 2025. Sejak saat itu, rupiah telah menguat 2,40 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Namun, secara makro, ketidakpastian kebijakan tarif AS telah menciptakan realitas baru bagi para investor. Pergeseran kebijakan yang mendadak membuat proyeksi pasar jangka pendek semakin sulit, sekaligus meredam minat terhadap aset negara berkembang.
Perkembangan terbaru, pada Minggu, Presiden AS Donald Trump menyatakan, ia yakin China ingin mencapai kesepakatan dagang, meskipun tidak memberikan rincian atau jadwal yang jelas.
Pekan lalu, Beijing menyatakan masih mengevaluasi proposal dari AS untuk memulai pembicaraan dagang, namun kembali menegaskan bahwa negosiasi hanya dapat dilakukan jika sejumlah prasyarat dipenuhi.
Sementara itu, perhatian investor kini tertuju pada pertemuan kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), yang dijadwalkan berlangsung pekan ini.
Bank sentral tersebut secara luas diperkirakan mempertahankan suku bunga, meskipun Presiden Trump kembali menyerukan agar suku bunga diturunkan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:05/05/2025 11:02 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()