Trump Tak Akan Batalkan Tarif 145 Persen ke China usai The Fed Tahan Suku Bunga

avatar
· 阅读量 47
Trump Tak Akan Batalkan Tarif 145 Persen ke China usai The Fed Tahan Suku Bunga
Trump Tak Akan Batalkan Tarif 145 Persen ke China usai The Fed Tahan Suku Bunga (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Setelah keputusan Fed menahan suku bunganya, Presiden Donald Trump mengaku tak akan menarik kembali tarif 145 persen yang dikenakan pada China sehingga pertikaian perdagangan antara AS dan China tampaknya akan terus berlanjut. 

Dikutip dari laman Investing Kamis (7/5/2025), para ekonom memperkirakan Fed memiliki ruang terbatas untuk bermanuver di bidang kebijakan moneter.

Baca Juga:
Trump Tak Akan Batalkan Tarif 145 Persen ke China usai The Fed Tahan Suku Bunga Tren Harga Komoditas Sawit (CPO) Menguat, Begini Analisis Saham AYLS

Saat konferensi pers, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengakui bahwa Fed akan terus menggunakan pendekatan "menunggu" dan "melihat" hingga ada kepastian mengenai dampak pelonggaran tarif. 

Kepala Fed juga mengisyaratkan perlu waktu cukup lama hingga ada kepastian di bidang perdagangan. "Saya tidak dapat memberi tahu Anda berapa lama waktu yang dibutuhkan, tetapi untuk saat ini tampaknya keputusan yang cukup jelas bagi kami adalah menunggu dan melihat serta mengamati," tuturnya.

Baca Juga:
Trump Tak Akan Batalkan Tarif 145 Persen ke China usai The Fed Tahan Suku Bunga IHSG Hari Ini Dibuka Menguat ke 6.945, DKHH Melonjak 34,85 Persen

Federal Reserve telah mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25 persen hingga 4,5 persen. Fed mengambil sikap untuk tak mengubah suku bunganya karena meningkatnya risiko terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang tinggi sehingga membuat bank sentral "menunggu" dampak tarif pemerintahan Trump.

Kurangnya urgensi bank sentral untuk menyesuaikan suku bunga acuannya muncul setelah serangkaian tarif yang diluncurkan oleh pemerintahan Trump, yang tidak hanya mengaburkan prospek ekonomi tetapi juga mengancam pertumbuhan dan meningkatkan inflasi.

"Komite memperhatikan risiko bagi kedua belah pihak dan menilai bahwa risiko pengangguran dan inflasi tinggi telah meningkat," kata Fed.

Pengakuan The Fed atas meningkatnya risiko inflasi dan lapangan kerja memicu reaksi negatif di pasar sehingga beberapa saham merosot dan imbal hasil Treasury naik. "Kami pikir pernyataan itu agak agresif dibandingkan ekspektasi. Komite tidak mengakui adanya perlambatan ekonomi," kata Morgan Stanley setelah keputusan tersebut.

Kejelasan tentang tarif tidak diharapkan segera, sementara pemerintahan Trump telah mengisyaratkan adanya kesepakatan perdagangan saat bernegosiasi ke berbagai negara. Namun, tak ada tanda-tanda bahwa AS dan China akan membatalkan tarif yang telah mereka kenakan satu sama lain.

(kunthi fahmar sandy)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest