IHSG hingga Emas Menguat usai The Fed Tahan Suku Bunga

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 6.946 pada perdagangan hari ini. Penguatan ini seiring dengan pergerakan pasar saham di Asia yang bergerak mixed dengan kecenderungan menguat.

Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin, menyebut pergerakan pasar saham di Asia termasuk IHSG terjadi setelah Bank sentral Amerika Serikat (The FED) mempertahankan besaran bunga acuan di level 4,25 persen - 4,5 persen.

Baca Juga:

Kian Santang (RGAS) Raup Pendapatan Rp122 Milliar di Kuartal I-2025

Kebijakan yang sudah bertahan sejak Desember 2024 itu dianggap tidak memberikan arah kebijakan moneter yang jelas ke depan. Ketidakpastian kondisi ekonomi membuat The FED tidak memberikan sinyal kebijakan apapun untuk merespon dinamika ekonomi kedepan.

Pergerakan IHSG juga dipengaruhi optimisme yang muncul setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berencana mengadakan konferensi pers membahas kesepakatan dagang yang telah dicapai.

Baca Juga:

Mendag Wajibkan Seluruh Karyawannya Gunakan Produk Lokal Setiap Kamis

"Kabar tersebut sejauh ini mampu mendorong penguatan pasar keuangan. Mengabaikan beberapa sentimen buruk seperti memanasnya perang antara India dengan Pakistan," kata Gunawan, Kamis (8/5/2025). 

Dari tanah air, pelaku pasar akan menanti rilis data cadangan devisa yang dijadwalkan dirilis kembali pada hari ini.

Baca Juga:

Trump Tak Akan Batalkan Tarif 145 Persen ke China usai The Fed Tahan Suku Bunga

"Data cadangan devisa tersebut akan menjadi kabar positif bagi mata uang Rupiah, terlebih jika terjadi tren penambahan jumlah devisa di tanah air," tuturnya.

Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah terpantau bergerak melemah di level Rp16.550 per USD pada pagi ini. Rupiah pada dasarnya berpeluang menguat terhadap USD seiring dengan kebijakan The Fed yang memprtahankan besaran bunga acuannya. 

Baca Juga:

Cadangan Devisa Capai USD152,5 Miliar pada April 2025

Serta tidak memberikan sikap yang jelas terkait dengan kebijakan pre-emptive bunga acuan kedepan.

"Kebijakan dan sikap The FED tersebut telah menekan imbal hasil US Treasury 10 tahun di bawah 4,3 persen. Ini membuat USD pada pedagangan hari ini berpeluang melemah terhadap mata uang utama di dunia," katanya.

Terpisah harga emas naik ke level USD3.410 per ons troy atau sekitar Rp1,82 juta per gram. Emas naik setelah sinyal kebijakan The FED yang ambigu terhadap situasi ekonomi terkini.

(kunthi fahmar sandy)