Empat Saham Bank Besar Kompak Turun, Simak Penyebabnya

IDXChannel – Empat saham bank utama kompak melemah pada Kamis (8/5/2025), seiring koreksi pasar yang terjadi setelah reli panjang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.29 WIB, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melemah 2,56 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun 1,82 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) minus 1,20 persen, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terkoreksi 1,10 persen.

Baca Juga:

Dividen BUMN Tak Lagi Masuk Kas Negara, Kemenkeu Optimalkan Royalti Batu Bara

Sementara, IHSG melemah 0,88 persen ke level 6.865, setelah membukukan reli kenaikan 8 hari tanpa henti.

Dalam sebulan, indeks acuan tersebut melesat 14,46 persen, berupaya pulih dari tekanan tajam yang sempat melanda pasar global beberapa bulan sebelumnya.

Baca Juga:

Astra (ASII) Tebar Dividen Rp308 per Saham

Menurut pengamat pasar modal Michael Yeoh, penurunan saham bank-bank besar terjadi seiring dengan posisi indeks acuan yang menyentuh area resistance secara teknikal.

"IHSG menyentuh resistance dari angka 7.000, sehingga koreksi yang terjadi saat ini adalah wajar," kata Michael kepada IDXChannel, Kamis (8/5).

Baca Juga:

Kena Cap UMA, Saham NICL Berbalik Merah

Ia menjelaskan bahwa dari sisi sentimen domestik, saat ini belum ada katalis kuat yang mendorong pasar setelah musim pembagian dividen berakhir bulan lalu.

Menurut Michael, pada level harga saat ini, rata-rata saham perbankan masih menawarkan dividen yang cukup besar, dengan asumsi pertumbuhan laba per saham (EPS) dan rasio pembayaran dividen (DPR) tetap. Ia menambahkan, “Angka GDP, rupiah serta loan growth menjadi momen-momen penting yang perlu diperhatikan oleh investor.”

Secara teknikal, Michael juga menyoroti posisi saham BBNI. "BBNI memiliki gap yang cukup besar dari pembagian dividen di 4.410, sementara saat ini posisi harga berada dalam range support 4.100–4.000," ujarnya. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.