
IDXChannel - Investor bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street bersiap menyambut pekan depan dengan sederet data ekonomi.
Terdapat peluang rotasi sektoral dari saham-saham defensif, menuju sektor yang lebih sensitif terhadap siklus ekonomi.
“Kalau pasar berada dalam mode risk-off, sektor-sektor defensif akan terus memimpin,” ujar CEO Horizon Investment Services, Chuck Carlson, dilansir Investing, Sabtu (10/5/2025).
Secara year-to-date (ytd), indeks S&P 500 telah melemah 3,7 persen, disebabkan kekhawatiran investor terhadap dampak ekonomi akibat tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
Namun, sektor defensif seperti konsumer dan utilitas justru mencatatkan kinerja positif masing-masing sebesar 5 persen dan 5,6 persen.
Menurut Chief Investment Strategist Janney Montgomery Scott, Mark Lucchini, pergeseran sektoral ini bisa menjadi sinyal bahwa investor mulai mengurangi kehati-hatian, sekaligus berani untuk menghadapi risiko aset.
“Itu bisa menjadi tanda bahwa kehati-hatian mulai berkurang di kalangan investor,” ujarnya.
Namun, kondisi makro masih menyisakan pertanyaan besar. Data ekonomi Amerika Serikat sejauh ini menunjukkan ketahanan, tapi berbagai survei dan indikator sentimen tetap lemah.
Pekan depan, investor akan menyoroti rilis data inflasi konsumen (CPI) untuk periode April yang dirilis pada Selasa (13/5/2025), dan penjualan ritel pada Kamis (15/5/2025). Kedua data tersebut akan menjadi indikator penting dalam membaca arah ekonomi AS ke depan.
Jika inflasi ternyata lebih tinggi dari perkiraan sementara penjualan ritel justru mengecewakan, kekhawatiran terhadap risiko stagflasi kondisi inflasi tinggi dan pertumbuhan lambat dinilai bisa kembali mencuat dan menekan bursa saham.
Sinyal kekhawatiran terhadap kondisi ini juga sempat muncul dalam pernyataan Federal Reserve pekan ini. Bank sentral telah mempertahankan suku bunga acuan, tetapi menyebut risiko inflasi dan pengangguran yang meningkat.
Selain data ekonomi, pekan depan juga akan diramaikan oleh laporan keuangan dari sejumlah emiten besar, termasuk raksasa ritel Walmart yang dapat memberi gambaran lebih lanjut mengenai daya beli konsumen.
Pasar juga akan terus memantau negosiasi lanjutan antara pemerintah AS dan negara-negara mitra dagang lainnya, di tengah harapan tercapainya kesepakatan sebelum masa jeda tarif selama 90 hari berakhir.
(DESI ANGRIANI)
作者:10/05/2025 16:15 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()