Saham Emiten Emas Kompak Tumbang, HRTA-ANTM Pimpin Pelemahan

IDXChannel – Saham emiten produsen emas serentak turun tajam pada Rabu (14/5/2025) seiring adanya tekanan jual di komoditas logam mulia acuannya. Pelemahan tersebut menghentikan momentum positif belakangan ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.55 WIB, saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memimpin pelemahan, merosot 8,96 persen menjadi Rp610 per unit. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tergerus 5,60 persen ke level Rp2.530 per unit.

Baca Juga:

IHSG Melesat Lebih dari 1 Persen usai Libur, Intip Saham Big Cap Penopangnya

Demikian pula, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) terdepresiasi 3,28 persen, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) minus 2,74 persen, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) 2,12 persen, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) memerah 1,94 persen.

Harga emas turun 0,70 persen ke kisaran USD 3.226 per troy ons pada Rabu (15/5), berbanding terbalik dari kenaikan yang tercatat sehari sebelumnya, seiring meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

Baca Juga:

Bursa Asia Bergerak Beragam usai Rilis Data Inflasi AS

Kedua negara sepakat untuk sementara menurunkan tarif atas barang satu sama lain selama 90 hari, meredakan kekhawatiran atas dampak jangka panjang dari konflik perdagangan tersebut.

Meski begitu, harga emas masih mendapat sedikit dukungan setelah tingkat inflasi tahunan di AS turun menjadi 2,3 persen pada April—terendah sejak Februari 2021 dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,4 persen.

Baca Juga:

AS Longgarkan Ekspor Chip AI ke Sekutu, termasuk Arab Saudi

Data ini mendukung logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil, karena memberi ruang lebih bagi Federal Reserve (The Fed) AS untuk melanjutkan rencana pemangkasan suku bunga.

Di sisi lain, mengutip Trading Economics, ETF emas mencatat arus masuk bersih sebesar 115 ton pada April, menjadi kenaikan bulanan kelima berturut-turut sekaligus yang terbesar dalam lebih dari tiga tahun. Menurut World Gold Council, arus masuk ini terutama didorong oleh hampir 65 ton dari China. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.