Pasardana.id - Kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi skema utama dalam pembelian rumah primer dari sisi konsumen. Hingga kuartal I-2025, porsinya mencapai 70,7% dari total pembiayaan.
Alhasil, menurut data Bank Indonesia, pertumbuhan KPR pada periode itu mencapai sebesar 9,13% yoy atau lebih rendah daripada kuartal I-2024 sebesar 13,9% yoy.
Sementara itu, mekanisme pembelian rumah primer melalui pembayaran tunai bertahap dan tunai masing-masing memiliki proporsi sebesar 19,53% dan 9,79% dari total pembayaran.
Di sisi lain, dari sisi pengembang, sumber pembiayaan utama dalam pembangunan properti residensial terutama berasal dari dana internal perusahaan dengan proporsi sebesar 77,28% dari total pembayaran, kemudian pinjaman perbankan (16,62%) dan pembayaran dari konsumen (6,10%).
Melihat data itu, Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan sektor properti akan relatif stabil pada 2025. "Pertumbuhan KPR bisa mencapai 10,4% yoy pada 2025 dibandingkan tahun 2024 sebesar 10,2%," kata Tim riset ekonomi Bank Mandiri, Senin (19/5/2025).
Soal proyeksi itu, Tim riset ekonomi Bank Mandiri melihat katalis positif yang dapat mendorong sektor properti pada 2025 adalah kebijakan insentif PPN DTP sektor properti.
Selain itu juga terkait pertumbuhan ekonomi domestik yang diperkirakan akan tetap solid, dan kenaikan target pembangunan rumah FLPP dari 220 ribu unit menjadi 350 ribu unit.
"Sementara itu, faktor risiko yang dapat menekan kinerja properti adalah penurunan daya beli masyarakat dan kenaikan harga barang termasuk harga bahan bangunan," ujar Tim riset ekonomi Bank Mandiri.
加载失败()