
Bank ternama asal Amerika Serikat, Citigroup, berencana memangkas sekitar 3.500 karyawannya di China. Langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) massal ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya operasional global perbankan.
Melansir CNBC, Selasa (10/6/2025), pemangkasan karyawan ini sebagian besar menyasar unit layanan teknologi informasi yang menyediakan pengembangan teknologi perangkat lunak, pengujian dan pemeliharaan serta layanan operasional untuk bisnis global Citi.
Lebih lanjut, beberapa posisi yang berkantor di China rencananya juga akan dipindahkan ke kantor pusat di tempat lain. Namun, tidak disebutkan secara spesifik jumlah pekerja dan lokasi pemindahannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengurangan staf China Citi Solution Centers di Shanghai dan Dalian diharapkan akan selesai pada awal kuartal keempat tahun ini," kata Citi dalam sebuah pernyataan.
Dijelaskan PHK massal di China tersebut merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk memangkas 10% atau 20 ribu pekerja mereka secara global dalam kurun waktu dua tahun ke depan, yang diumumkan pada Januari 2025 kemarin.
"China selalu menjadi bagian penting dari jaringan global dan pengembangan bisnis Citi. Kami akan terus melayani klien korporat dan institusional di China dan melayani kebutuhan perbankan lintas batas mereka," kata Marc Luet selaku Presiden Citi Japan, North Asia dan Australia dalam pernyataan tersebut.
Baca juga: Bank Terkenal Ini Pernah Salah Transfer Duit Rp 1.335 Kuadriliun ke Nasabah |
Sebagai tambahan informasi, sejumlah bisnis multinasional yang membuka cabang atau pabrik di China sekarang ini memang tengah mempertimbangkan untuk mengurangi ketergantungan mereka pada pasar Negeri Tirai Bambu.
Hal ini dikarenakan karena perusahaan-perusahaan asing itu harus berhadapan dengan dampak perang dagang antara Beijing dengan Washington. Selain itu permintaan domestik yang kian lesu dan persaingan yang semakin ketat dari perusahaan lokal turut menjadi faktor lain.
Dalam sebuah survei bisnis dari Kamar Dagang Amerika di China menunjukkan jumlah perusahaan asal Negeri Paman Sam yang berencana untuk merelokasi pabrik atau pusat manufaktur mereka dari Negeri Tirai Bambu mencapai rekor tertinggi pada awal masa jabatan kedua Presiden Donald Trump.
"Meningkatnya ketegangan perdagangan juga telah merusak kepercayaan di antara bisnis Eropa yang beroperasi di China," tulis survei kilat yang oleh Kamar Dagang Uni Eropa di China, sembari menyoroti ekspektasi yang 'sangat suram' di negara itu akibat meningkatnya persaingan dan penurunan profitabilitas.
Sebagai contoh ada L'Oréal yang berencana untuk memangkas 50% l dari tenaga kerja ritel mereka di Tiongkok. Sebab raksasa kosmetik asal Prancis itu terus menghadapi penjualan yang lesu.
Kemudian ada juga produsen mobil mewah asal Jerman, Mercedes-Benz, berencana untuk memangkas hingga 15% staf penjualan dan keuangan mereka di China.
Simak juga Video: Edisi #533: Korban PHK Tembus 26.455 Per Mei 2025
[Gambas:Video 20detik]
作者:Ignacio Geordi Oswaldo -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.ceo
加载失败()