
Pemerintah menggelontorkan lima paket stimulus ekonomi khusus untuk periode Juni-Juli 2025. Stimulus yang diberikan mulai dari diskon transportasi hingga Bantuan Subsidi Upah (BSU), dengan nilai mencapai Rp 24,4 triliun.
Direktur Jenderal (Dirjen) Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, paket stimulus ini diberikan untuk menjaga sentimen sekaligus menjaga momentum di masa-masa libur panjang Idul Adha dan libur sekolah. Harapannya, hal ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi RI terjaga di level 5%.
"Di kuartal II kita berikan ini supaya nanti harapannya pertumbuhan ekonomi di kuartal II itu masih sekitar 5%. Jadi dia tidak akan tertekan terlalu jauh," kata Febrio, dalam acara diskusi tentang stimulus ekonomi, di Toety Heraty Museum Cemara 6 Gallery, Jakarta, Sabtu (28/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, stimulus ini juga diberikan sebagai respons terhadap peningkatan ketidakpastian global usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif resiprokal, disusul respons China memberikan tarif impor balasan, hingga terbentuk ancaman perang dagang.
Febrio mengatakan, persoalan tarif ini masih belum sepenuhnya selesai. Tidak lama lagi waktu juga akan tiba pada masa akhir negosiasi 8 Juli 2025, di mana tarif baru yang sebelumnya sempat ditunda akan mulai diberlakukan.
"Trump tarif ini kan kita belum selesai, China dengan AS belum selesai, AS dengan Kanada apalagi masih belum selesai. Dengan banyak mitra termasuk dengan Indonesia, kita juga masih terus melanjutkan negosiasi. Dalam jangka pendek kita lindungi pekerja kita, tetapi ini belum selesai karena nafas kita harus panjang, sehingga yang pertama kita siapkan tadi adalah kita berikan stimulus dalam jangka pendek," jelasnya.
Baca juga: Mau Bayar Tol Jauh Lebih Murah? Perhatikan Waktu Ini! |
Di samping itu, menurutnya Indonesia sendiri juga harus melihat bagaimana deregulasi untuk menuju produktivitas lebih tinggi. Hal ini penting sebagai bagian dari penguatan ketahanan nasional, baik dari sisi pangan hingga energi.
Febrio mengatakan, peningkatan kinerja terlihat pada sektor pertanian yang berhasil tumbuh sebesar 10,53%. Namun pekerjaan rumah (PR) besar masih banyak untuk menguatkan sektor manufaktur dan perdagangan, khususnya untuk menghadapi kondisi tekanan global saat ini.
"Momentum terjadinya global shock yang kita hadapi sekarang, bisa kita gunakan untuk mengurangi pertek, mengurangi impor kuota. Ini akan membuat perekonomian kita menjadi lebih agile. Deregulasi is a big work, tetapi kita perlu lakukan langkah konkretnya apa. Sehingga, ini bisa benar-benar ter-deliver," ujar Febrio.
Bersamaan dengan itu, Febrio mengatakan, stimulus akan terus berikan dan nanti di semester II ini masih banyak program-program unggulan yang akan terus berlanjut, baik program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kopdes Merah Putih, hingga program perlindungan sosial (Perlinsos).
Sebagai informasi, ada lima insentif yang diberikan pemerintah dalam paket kebijakan periode Juni-Juli ini, mulai dari diskon tiket transportasi, diskon tarif tol, diskon iuran JKK, Bantuan Subsidi Upah (BSU), dan tambahan bantuan sosial (Bansos).
(shc/fdl)作者:Shafira Cendra Arini -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()