
IDXChannel - Harga minyak mentah mencatat kinerja mingguan terburuk sejak Maret 2023, merosot hingga 12 persen seiring menguapnya premi risiko geopolitik pasca pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Iran.
Meski begitu, sesi perdagangan Jumat pekan lalu ditutup menguat, meskipun sempat tertekan di tengah hari akibat kabar peningkatan produksi dari OPEC+. Menurut analisis FXEmpire, kondisi ini mengindikasikan potensi oversold dan aksi short covering setelah pelemahan tajam selama sepekan.

Harga minyak jatuh dari level tertinggi di atas USD80 selama konflik 12 hari, hingga menguji rata-rata pergerakan 200 hari di USD65,15. Bahkan sebelum kabar OPEC+ dirilis, harga minyak sudah dalam jalur pelemahan mingguan 12 persen setelah gencatan senjata Israel-Iran diumumkan.
Tambahan tekanan datang pada Jumat setelah empat delegasi OPEC+ mengonfirmasi rencana peningkatan produksi sebesar 411.000 barel per hari mulai Agustus. Namun, harga berhasil pulih dari level terendah intraday dan ditutup menguat.

Kenaikan Produksi OPEC+ Menekan Permintaan?
Kebijakan peningkatan produksi mencerminkan keyakinan OPEC+ terhadap pemulihan permintaan global. Namun, hal ini juga memunculkan pertanyaan baru tentang kemampuan pasar untuk menyerap pasokan tambahan.
作者:30/06/2025 07:23 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()