Aussie Mengalami Tekanan Jelang Pemangkasan Suku Bunga RBA dan Tarif AS

INDIKATOR HARGA

Fokus AUDUSD:

1. Ekspektasi kebijakan RBA
2. Rilis Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

Selasa, 08 Juli 2025 - Pasangan mata uang Aussie naik ke zona 0.6516. Pasangan mata uang AUDUSD kembali menunjukkan kelemahan signifikan pada awal pekan ini, melemah dihari ketiga berturut-turut dalam tekanan. Pelaku pasar semakin yakin bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Selasa ini, dari 3,85% menjadi 3,60%, seiring melambatnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi domestik. Ekspektasi ini turut menekan sentimen terhadap Dolar Australia, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran atas tarif baru dari Amerika Serikat yang berpotensi mengganggu alur perdagangan global dan memperlemah permintaan terhadap aset berisiko seperti AUD.

Secara fundamental, kondisi ekonomi Australia menunjukkan perlambatan. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama hanya mencapai 0,2%, sementara inflasi tahunan turun ke 2,1%, mendekati batas bawah target RBA di kisaran 2-3%. Data konsumsi rumah tangga, penjualan ritel, serta kepercayaan bisnis juga cenderung lesu. Meski tingkat pengangguran masih bertahan di sekitar 4,1%, RBA memperkirakan angka tersebut akan naik secara bertahap hingga akhir tahun. Di sisi eksternal, Australia turut terdampak oleh perlambatan ekonomi Tiongkok dan ketidakpastian global akibat langkah Presiden AS Donald Trump yang kembali menghidupkan tarif impor, termasuk potensi tambahan 10% untuk negara-negara yang dekat dengan kebijakan BRICS. Meski tarif terhadap Australia belum dikonfirmasi, sentimen negatif tetap membayangi.

Fokus utama pasar dalam waktu dekat adalah pernyataan kebijakan RBA dan konferensi pers Gubernur Michele Bullock, yang bisa memberikan sinyal arah kebijakan suku bunga selanjutnya. Jika nada yang disampaikan cenderung dovish atau membuka peluang pelonggaran lanjutan pada Agustus atau bahkan November, AUD berisiko melemah lebih jauh. Apalagi jika sentimen global tetap negatif akibat kegagalan kesepakatan dagang antara AS dan mitra utamanya. Di tengah ketidakpastian global dan melemahnya data domestik, AUD/USD tampaknya masih rentan untuk terkoreksi lebih dalam dalam jangka pendek, terlebih jika pertemuan FOMC dan risalah rapat The Fed pada Rabu malam memperkuat daya tarik Dolar AS sebagai aset aman.

Harga pada pasangan mata uang AUDUSD naik. Support terdekatnya di zona 0.6480 dan resistance terdekatnya di zona 0.6550. Support lanjutan di zona 0.6450 dan dilanjutkan ke zona 0.6410. Resistance lanjutan di zona 0.6590 dan dilanjutkan resistance selanjutnya di zona 0.6620.  

EURUSD - Pasangan mata uang Euro turun ke zona 1.1747. EURUSD melemah tajam akibat meningkatnya sentimen risk-off menyusul dimulainya pengiriman surat tarif oleh Presiden AS Donald Trump ke negara-negara mitra dagang. Dolar AS menguat karena statusnya sebagai safe haven, sementara Euro tertekan walau data industri Jerman menunjukkan perbaikan. Trump secara resmi mengenakan tarif sebesar 25% terhadap seluruh produk impor dari Jepang dan Korea Selatan, serta tarif antara 25% hingga 40% untuk negara seperti Malaysia, Kazakhstan, Laos, Myanmar, dan Afrika Selatan. Meskipun data Produksi Industri Jerman untuk Mei mencatat kenaikan 1,2% MoM dan Retail Sales tahunan Zona Euro naik 1,8%, dampaknya terhadap Euro relatif terbatas karena fokus pasar tertuju pada tensi dagang global dan potensi respons dari negara-negara mitra terhadap kebijakan tarif AS. Para pelaku pasar juga menantikan risalah FOMC pada pertengahan pekan untuk mencari petunjuk lanjutan soal arah kebijakan suku bunga The Fed. Dengan yield obligasi AS yang kembali menguat dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed di bulan Juli mulai memudar pasca data NFP yang solid, tekanan terhadap Euro berpotensi berlanjut dalam waktu dekat jika ketidakpastian global tidak mereda. Support terdekatnya di zona 1.1700 dan resistance terdekatnya di zona 1.1790.

GBPUSD - Pasangan mata uang Pound turun ke area 1.3631. Pound Sterling (GBP) melemah terhadap Dolar AS seiring penguatan terhadap Dolar AS menjelang tenggat waktu tarif AS pada 9 Juli, yang memicu sentimen risk-off di pasar global. Presiden AS Donald Trump dikabarkan mulai mengirim surat kepada negara-negara yang belum menandatangani kesepakatan dagang dengan Washington, yang menetapkan tarif sebesar 25% hingga 40% terhadap ekspor mereka. Meskipun Inggris termasuk salah satu dari sedikit negara yang telah menyepakati perjanjian dagang bilateral dengan AS, Pound tetap tertekan karena fokus pasar juga tertuju pada tekanan fiskal domestik Inggris. Kekhawatiran fiskal di Inggris semakin meningkat setelah Kanselir Keuangan Rachel Reeves melanggar aturan fiskalnya sendiri dengan menaikkan tunjangan standar Universal Credit. Kebijakan ini diperkirakan menambah beban fiskal sebesar £4,8 miliar hingga tahun anggaran 2029–2030 dan memperbesar kemungkinan kenaikan pajak dalam anggaran musim gugur mendatang. Sementara pasar berspekulasi BoE akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 7 Agustus, prospek pemangkasan lanjutan di bulan November dan Desember juga membayangi. Dengan ekspektasi The Fed yang kemungkinan menahan suku bunga tetap dan perbedaan arah kebijakan moneter yang kian lebar, pasangan GBPUSD berisiko terus berada di bawah tekanan dalam waktu dekat. Support terdekatnya di area 1.3595 dan resistance terdekatnya di zona 1.3670.

NZDUSD - Pasangan mata uang Kiwi naik ke area 0.6015. Pasangan NZDUSD masih berada di bawah tekanan, mematahkan tren penurunan empat hari beruntun. Dolar Selandia Baru (NZD) sempat menguat setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa batas waktu penerapan tarif baru pada 1 Agustus "tidak 100% final", memberi ruang negosiasi lebih lanjut. Nada lunak Trump tersebut sempat memicu minat risiko di pasar, membantu rebound sementara untuk mata uang seperti Kiwi. Namun, sentimen global masih diliputi kehati-hatian menjelang batas waktu perdagangan dan keputusan suku bunga penting dari Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) yang akan diumumkan Rabu ini. Pasar secara luas memperkirakan RBNZ akan mempertahankan suku bunga acuan di level 3,25% setelah menurunkannya sebesar total 225 basis poin sejak Agustus 2024. Namun, ketidakpastian prospek ekonomi global, terutama dampak tarif AS dan perlambatan ekonomi Tiongkok mitra dagang utama Selandia Baru tetap menjadi risiko utama. Sebuah survei Reuters menunjukkan mayoritas ekonom memperkirakan setidaknya satu kali lagi pemangkasan suku bunga tahun ini. Meskipun inflasi telah kembali ke kisaran target 1–3%, potensi tekanan terhadap pertumbuhan membuat prospek NZD tetap rentan. Oleh karena itu, pasar akan mencermati dengan saksama sikap dan nada kebijakan dari RBNZ untuk menentukan arah pergerakan NZDUSD selanjutnya. Support terdekatnya di area 0.5970 dan resistance terdekatnya di zona 0.6050.

USDJPY - Pasangan mata uang Yen turun ke zona 145.81. Pasangan USDJPY menguat signifikan pada hari Selasa, diperdagangkan mendekati level tertinggi dua minggu terakhir. Penguatan ini dipicu oleh eskalasi perang dagang, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor sebesar 25% terhadap seluruh barang asal Jepang, efektif mulai 1 Agustus. Pernyataan Trump mendorong ekspektasi inflasi AS lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan, yang bisa memaksa The Fed mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Kinerja pasar tenaga kerja AS yang kuat dalam laporan NFP pekan lalu juga menambah dukungan bagi penguatan Dolar AS. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun melonjak di atas 4,45%, memperkuat daya tarik USD terhadap mata uang dengan imbal hasil rendah seperti Yen Jepang. Di sisi lain, Yen Jepang melemah karena kombinasi data ekonomi domestik yang mengecewakan dan arah kebijakan Bank of Japan (BoJ) yang masih dovish. Data hari Senin menunjukkan pertumbuhan upah riil di Jepang turun tajam sebesar 2,9% YoY, penurunan terbesar dalam 20 bulan, yang mengurangi ekspektasi normalisasi kebijakan dalam waktu dekat. Meskipun surplus neraca berjalan Jepang naik melebihi ekspektasi, pasar tetap fokus pada ketidakpastian akibat tarif AS dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Prospek ekonomi Jepang yang tertekan dan posisi kebijakan moneter BoJ yang berhati-hati terus memberikan ruang bagi penguatan lebih lanjut pada pasangan USDJPY dalam jangka pendek. Support terdekatnya di area 145.40 dan resistance terdekatnya di zona 146.20.

USDCAD - Mata uang Loonie turun ke zona 1.3653. Pasangan mata uang USDCAD terus menguat pada hari Selasa, seiring meningkatnya permintaan terhadap Dolar AS menjelang tenggat tarif 9 Juli dan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan memberlakukan tarif baru mulai 1 Agustus untuk negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang. Meskipun Kanada tidak termasuk dalam daftar negara yang langsung dikenai tarif global, tekanan terhadap CAD tetap tinggi karena negara tersebut masih terdampak tarif AS atas baja, aluminium, dan fentanyl, serta rentan terhadap gejolak harga komoditas. Harga minyak mentah, yang merupakan ekspor utama Kanada, turun tajam setelah OPEC+ mengumumkan peningkatan produksi lebih besar dari perkiraan untuk Agustus, menekan nilai tukar Loonie lebih lanjut. Penurunan harga WTI di bawah $65 per barel awal pekan ini sempat mendorong pelemahan CAD sebelum akhirnya pulih ke atas $66. Di sisi lain, laporan tenaga kerja AS yang kuat pada minggu lalu mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat, memperkuat posisi Dolar AS. Fokus pasar kini tertuju pada risalah FOMC yang akan dirilis Rabu, yang bisa menjadi petunjuk arah kebijakan suku bunga selanjutnya dan berdampak langsung pada pergerakan USDCAD. Support terdekatnya di zona 1.3610 dan resistance terdekatnya di zona 1.3690.

USDCHF - Pasangan mata uang Swiss turun ke zona 0.7963. Pasangan USDCHF menguat pada hari Senin, didorong oleh meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah kekhawatiran pasar terhadap potensi disrupsi besar dalam perdagangan global akibat tarif baru dari Presiden AS Donald Trump. Dolar AS sedikit lebih unggul dibandingkan Franc Swiss, karena investor mencari perlindungan menjelang tenggat waktu tarif baru yang kini diperpanjang dari 9 Juli menjadi 1 Agustus. Meskipun belum jelas negara mana yang akan terdampak, pengumuman Trump mengenai surat tarif yang akan dikirim ke beberapa mitra dagang cukup untuk memicu reaksi pasar. Di sisi fundamental, penguatan USD juga didukung oleh laporan Nonfarm Payrolls AS yang solid minggu lalu, yang menurunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat. Namun, reli Dolar kemungkinan akan diuji dalam beberapa hari ke depan saat risalah FOMC dirilis di mana potensi perbedaan pandangan internal tentang arah kebijakan moneter dapat menjadi hambatan baru. Sementara itu, data inflasi Swiss yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan menahan kemungkinan pelonggaran lebih lanjut dari SNB, namun belum cukup untuk mengimbangi kekuatan Dolar di tengah situasi global yang memanas. Support terdekatnya di area 0.7920 dan resistance terdekatnya di zona 0.7995.

DATA EKONOMI HARIAN

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Forex Daily Newsletter