Kena Tarif Trump 30%, Industri Garmen Sri Lanka Ketar-ketir

avatar
· 阅读量 19
Kena Tarif Trump 30%, Industri Garmen Sri Lanka Ketar-ketir
Ilustrasi/Foto: DW (News)
Jakarta

Industri garmen Sri Lanka dibuat was-was setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi memberlakukan tarif impor sebesar 30% untuk produk pakaian jadi dari negara itu. Padahal, AS merupakan pasar terbesar bagi garmen Sri Lanka dengan porsi ekspor mencapai 40%.

Dikutip dari Reuters, Kamis (10/7/2025), ekspor garmen Sri Lanka ke AS tahun lalu mencapai US$ 1,9 miliar, menjadikannya sektor penghasil devisa terbesar ketiga dan menyerap 300.000 tenaga kerja, mayoritas perempuan.

"Jika ini adalah angka (tarif impor) akhir, Sri Lanka berada dalam masalah karena pesaing kami, seperti Vietnam, telah menerima tarif yang lebih rendah," kata Yohan Lawrence dari Joint Apparel Association Forum (JAAF), organisasi yang menaungi perusahaan-perusahaan pakaian terbesar di negara itu, kepada Reuters.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: RI Punya Senjata Baru buat Nego Tarif Trump

Dalam surat resmi yang dikirim Rabu lalu, Trump memberi tahu Presiden Sri Lanka Anura Kumara Dissanayake soal penerapan tarif 30% mulai 1 Agustus, jauh di atas tarif 20% yang diberikan ke Vietnam. Pemerintah Sri Lanka berharap bisa melanjutkan negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik.

Sebagai perbandingan, tarif untuk Bangladesh ditetapkan lebih tinggi yakni 35%, sementara tarif untuk India, yang juga pemasok besar ke AS, hingga kini belum diumumkan.

ADVERTISEMENT

Pemerintah Sri Lanka belum memberi respons resmi atas kebijakan ini, namun berjanji akan menggelar jumpa pers dalam waktu dekat bersama Gubernur Bank Sentral Nandalal Weerasinghe serta pejabat perdagangan dan keuangan.

Data JAAF mencatat, ekspor pakaian jadi Sri Lanka ke AS sepanjang lima bulan pertama 2025 sudah mencapai US$ 747 juta, sementara total ekspor pakaian jadi sepanjang tahun lalu mencapai US$ 4,8 miliar.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) pekan lalu menegaskan prospek ekonomi Sri Lanka tetap positif, namun mengingatkan risiko besar terhadap stabilitas makroekonomi dan sosial akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan global.

Tonton juga video "Upaya RI Nego Tarif Trump: Airlangga ke AS-Pertamina Cs Teken MoU" di sini:


[Gambas:Video 20detik]

(shc/rrd)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest