Danantara Gandeng 3 Negara Himpun Dana Jumbo

avatar
· 阅读量 34
Danantara Gandeng 3 Negara Himpun Dana Jumbo
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta

Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara telah menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah sovereign wealth fund (SWF) sepanjang paruh pertama tahun 2025. Diantaranya yakni Qatar Investment Authority (QIA), Future Fund Australia, dan China Investment Corporation (CIC).

Kemitraan pertama dibentuk pada 15 April 2025, ketika Danantara Indonesia dan QIA menandatangani kesepakatan pembentukan dana investasi bersama senilai US$ 4 miliar atau setara Rp 64,8 triliun (Kurs Rp 16.200). Dana ini difokuskan pada sektor hilirisasi industri, energi terbarukan, dan layanan kesehatan, sektor-sektor prioritas dalam agenda transformasi ekonomi Indonesia.

Disusul pada 16 Mei 2025, kerjasama dengan Future Fund Australia, sovereign wealth fund milik Pemerintah Australia dengan total aset lebih dari AUD 300 miliar, diumumkan di sela-sela Indonesia-Australia Annual Leaders' Meeting di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Australia juga menyampaikan dukungan terhadap keanggotaan Danantara Indonesia dalam International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF), forum global yang mendorong penerapan prinsip-prinsip tata kelola yang kuat dalam pengelolaan dana publik.

Kerja sama ketiga ditandatangani pada 25 Mei 2025, di mana Danantara Indonesia dan CIC, salah satu SWF terbesar dunia dengan mandat pengelolaan cadangan devisa Tiongkok, bersepakat untuk menjajaki pembentukan platform investasi ASEAN-Tiongkok. Dana ini akan difokuskan pada sektor manufaktur, teknologi, kesehatan, dan barang konsumsi, serta dirancang dengan prinsip imbal hasil optimal dan dampak pembangunan yang terukur.

ADVERTISEMENT

Managing Director Global Relations and Governance Danantara Indonesia Mohamad Al-Arief menyampaikan, kerja sama di tingkat global ini tidak hanya menandai tonggak penting dalam ekspansi platform investasi Danantara Indonesia. Hal ini juga mencerminkan pendekatan baru dalam pengelolaan aset negara yang berorientasi pada transparansi, mitigasi risiko, dan penciptaan nilai jangka panjang.

Baca juga: Airlangga Ungkap Hasil Pertemuan dengan Pejabat Trump soal Nego Tarif

"Bagi Danantara Indonesia, setiap kemitraan bukan sekedar transaksi keuangan, melainkan langkah strategis untuk membangun tata kelola setara dengan standar global. Kami belajar dan bermitra langsung dari para pengelola aset terbaik dunia dan menjadikannya bagian dari transformasi kelembagaan jangka panjang." ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (12/7/2025).

Al-Arief, juga menambahkan, kolaborasi strategis ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menarik sebagai tujuan investasi, tapi juga telah berkembang menjadi mitra pengelola investasi yang dapat dipercaya di panggung global.

la juga menjelaskan bahwa melalui kerja sama dengan sejumlah SWF global ini Danantara Indonesia tidak sekadar mengakses pendanaan dan peluang investasi lintas negara, tetapi juga memperkuat kapabilitas kami dalam menjalankan tata kelola aset negara agar mampu setara dengan praktik terbaik dunia.

"Ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan kami membangun kelembagaan yang kokoh dalam mengelola aset bangsa. ini," ujarnya.

Arief menyampaikan, kini Danantara Indonesia tengah mempercepat restrukturisasi aset dan BUMN dengan target investasi hingga US$ 5 miliar atau setara Rp 81 triliun di 2025. Langkah ini difokuskan pada sektor strategis seperti hilirisasi mineral, energi terbarukan, digital, kesehatan, pangan, dan manufaktur.

Selain memperoleh pendanaan awal US$ 20 miliar atau setara Rp 324 triliun untuk lebih dari 20 proyek prioritas, Danantara juga menargetkan dividen tahunan US$ 8 miliar atau setara Rp 129,6 triliun dari portofolio BUMN. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden untuk menjadikan BUMN sebagai motor pertumbuhan, termasuk konsolidasi 889 entitas BUMN.

Al-Arief juga menyampaikan, sebagai bagian dari komitmen membangun tata kelola kelas dunia, Danantara Indonesia banyak mempelajari secara langsung kerangka tata kelola, manajemen risiko, dan model alokasi aset yang telah terbukti sukses di institusi negara lain.

"Kami melakukan benchmarking untuk membangun sistem yang relevan dengan mandat nasional dan tantangan masa depan Indonesia," ujarnya.

(acd/acd)

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest