
Badan Pusat Statistik (BPS) menunda agenda pengumuman angka kemiskinan pada hari ini, Selasa (15/7/2025). Penundaan ini dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas data.
BPS sebelumnya dijadwalkan akan melangsungkan Jumpa Pers Berita Resmi Statistik terkait Profil Kemiskinan di Indonesia Semester I 2025 dan Tingkat Ketimpangan Penduduk Indonesia Semester I 2025. Acara seharusnya digelar pada hari ini, pukul 11.00 WIB.
"Mohon maaf kami sampaikan bahwa, mengacu kepada pengumuman resmi BPS di website (www.bps.go.id) bersama ini kami sampaikan penundaan Rilis Kemiskinan dan Tingkat Ketimpangan," tulis BPS, dalam pengumuman resmi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Penerima PHK Bisa Dapat BLT Sekaligus? Ini Penjelasan Resminya |
BPS menjelaskan, langkah penundaan waktu rilis angka kemiskinan ini dilakukan dalam rangka memastikan ketepatan dan kualitas data. Penundaan dilakukan dalam beberapa waktu hingga pengumuman lebih lanjut.
"Penyesuaian ini dilakukan sebagai bentuk komitmen BPS untuk menghadirkan data dan informasi statistik yang akurat dan terpercaya bagi seluruh pengguna data," tulis BPS.
Sebagai informasi, pada bulan Juni lalu sempat heboh tentang beda data kemiskinan antara Bank Dunia dengan BPS. Hal ini seiring dengan langkah Bank Dunia mengubah perhitungan untuk standar garis kemiskinan dan ketimpangan global mulai Juni 2025.
Berdasarkan dokumen Bank Dunia berjudul 'June 2025 Update to the Poverty and Inequality Platform (PIP)', dilakukan perubahan perhitungan dari paritas daya beli (purchasing power parities/PPP). Dari semula PPP 2017 menjadi PPP 2021 yang telah dipublikasikan oleh International Comparison Program (ICP) pada Mei 2024.
Atas langkah tersebut, jumlah angka kemiskinan di Indonesia melonjak drastis hingga menyentuh angka 194,6 juta jiwa. Angka ini nampak jauh berbeda dengan hitungan kemiskinan yang terakhir kali dirilis BPS. Tingkat kemiskinan Indonesia per September 2024, dalam rilisan BPS, hanya sebesar 8,57% atau sekitar 24,06 juta jiwa.
Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) mengatakan sejauh ini Badan Pusat Statistik merilis data kemiskinan dengan tujuan untuk menangkap profil kemiskinan di Indonesia. Tujuan dan desain pendataannya pun berbeda dengan Bank Dunia.
Data yang dibuat BPS tujuannya adalah untuk sasaran kebijakan oleh pemerintah. Sementara itu, data Bank Dunia digunakan untuk komparasi internasional, untuk pemeringkatan, dan untuk mengidentifikasi global extreme poverty.
(shc/rrd)作者:Shafira Cendra Arini -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()