
Presiden Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) Nahdlatul Ulama, Irham Ali Saifuddin, mengatakan pemerintah harus melakukan kajian teknokratik dan menerapkan transisi yang adil.
"Kita harus menggunakan pendekatan just transition, transisi yang berkeadilan dan inklusif bagi semua pihak. Artinya, tidak lantas memukul, mematikan satu pihak ketika ini sudah kita jalankan, sementara di sisi lain kita sebenarnya nggak siap menjalankannya," kata Irham di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Ia juga menyoroti kondisi jalan nasional hingga daerah yang masih banyak rusak, pengujian kendaraan yang belum optimal, serta ketiadaan sistem identifikasi truk nasional sebagai bukti pemerintah belum siap. "Kalau dilihat kondisi jalan tol kita saja masih banyak yang berlubang-lubang, bergelombang, apalagi jalan-jalan non-tol. Ini tidak adil jika hanya menyalahkan truk-truk ODOL sebagai penyebab kerusakan jalan," ujarnya.
Irham mengungkapkan para sopir yang mayoritas bekerja berbasis pesanan pemilik barang akan kehilangan penghasilan jika dipaksa berhenti tanpa solusi. "Lebih dari 90% sopir kita bukan pegawai bergaji tetap. Mereka bekerja based on order, sementara pemilik barang jarang mau pakai truk non-ODOL karena biaya lebih mahal. Kalau dilarang beroperasi, mereka nggak ada pemasukan, makanya penolakannya begitu masif," tegasnya.
Ia juga mengingatkan dampak ekonomi yang bisa timbul akibat penerapan Zero ODOL. "Yang terkena pertama kali adalah masyarakat lapisan paling bawah dengan pendapatan di bawah Rp 1 juta per bulan. Karena kebijakan ini akan memicu lonjakan harga barang dan jasa. Siap nggak pemerintah menanggung ini?" tukas Irham.
Seperti diketahui, Pemerintah sejak 2017 sudah menggulirkan wacana Zero ODOL sebagai langkah menegakkan aturan dimensi dan muatan maksimal truk. Kementerian Perhubungan menilai truk ODOL menjadi penyebab utama kerusakan jalan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Target awal Zero ODOL diberlakukan penuh pada 2021, namun berkali-kali mundur akibat penolakan keras dari pelaku logistik, terutama sopir truk. Kini, pemerintah menetapkan target baru pada 2025 untuk jalan nasional dan 2026 untuk jalan tol.
Namun, pelaku usaha dan sopir truk tetap meminta pemerintah memastikan kesiapan infrastruktur, industri karoseri, pembiayaan kendaraan baru, dan penegakan hukum yang konsisten sebelum aturan Zero ODOL diterapkan. (rrd/rir)
作者:Rista Rama Dhany -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()