
Indonesia dipatok tarif impor sebesar 19% oleh Amerika Serikat (AS) dengan sejumlah syarat, salah satunya menghapus berbagai hambatan ekspor. Kesepakatan dagang ini dinilai menjadi momentum baik untuk Indonesia melakukan deregulasi.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, deregulasi perlu dilakukan segera sebelum mengimpor komoditas dari AS. Menurutnya, terdapat celah korupsi dari setiap besaran impor yang dilakukan.
"Saran kita pada presiden top down, jangan diberikan dari bottom up karena pengalaman yang saya lihat selama saya tiga kali jadi Menko, kalau itu mulai dari bawah tidak akan pernah selesai. Karena tadi yang diberikan oleh Ciil (Sjahrir) tadi memang banyak kepentingan yang dibuat begitu ada kuota, ya pastilah ada korupsi," kata Luhut dalam acara peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia, di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Senin (28/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Luhut Pastikan Family Office Jalan Terus, Ditarget Mulai Beroperasi Tahun Ini |
Luhut menyebut, tarif 19% menjadi momentum tepat untuk melakukan deregulasi. Menurutnya, langkah deregulasi ini juga dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi masa depan.
Dengan momentum ini, Indonesia akan kembali mengadopsi Instruksi Presiden (Inpres) era Soeharto, yakni Inpres 4 Tahun 1985. Inpres tersebut memuat tentang langkah-langkah guna memperlancar arus barang antar pulau, ekspor, dan impor dalam rangka peningkatan kegiatan ekonomi dan ekspor komoditi non migas.
"Jadi kalau itu dilakukan, saya kira Presiden Prabowo sudah memutuskan dilakukan, tinggal kita bagaimana eksekusinya itu saya kira akan membawa dampak ekonomi yang sangat bagus buat Indonesia ke depan ini," imbuhnya.
Baca juga: Prabowo Teriak Serakahnomics, Pengusaha Tunjuk Hidung Oknum |
Dalam kesempatan yang sama Anggota DEN, Chatib Basri menyebut, tekanan melakukan deregulasi kerap kali berasal dari dunia birokrasi. Pasalnya, deregulasi akan menghilangkan kekuasaan birokrasi dan keuangannya. Hal ini ia sebut masih relevan dengan Sjahrir alias Ciil.
"Apa yang ditulis Ciil di buku itu, itu masih relevan sampai saat ini. Dia berbicara bahwa diregulasi resistansinya akan datang bukan dari dunia usaha, tetapi dari birokrasi. Karena kalau birokrasi kehilangan kekuasaannya, dia kehilangan uangnya," jelasnya.
(ara/ara)作者:Andi Hidayat -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()