Kata Kemenperin Terkait Fenomena Rojali di Masyarakat

avatar
· 阅读量 38

Pasardana.id - Pandemi Covid-19 disebutkan menjadi salah satu pemicu adanya fenomena rojali atau rombongan jarang beli, yang belakangan ini tengah santer di masyarakat.

Sementara itu, euforia masyarakat setelah Covid-19 berakhir, membuat masyarakat akhirnya memilih untuk berwisata dan jalan-jalan. Tak elak, pusat perbelanjaan pun dijadikan tujuannya.

“Kalau ke mall bukannya belanja di mallnya itu. Banyakan itu hanya makan. Itu memang dua bulan terakhir itu seperti itu (fenomena rojali),” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, di Jakarta, Rabu (30/7).

Saat ini, lanjut Rani, daya beli masyarakat untuk barang-barang sekunder seperti pakaian jadi, khususnya diluar kebutuhan wajin seperti seragam sekolah masih cenderung minim.

Meski begitu, kata Rani, pemerintah tetap optimis akan ada pergerakan positif saat menjelang akhir tahun nanti. Pasalnya, momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) diharapkan dapat mendorong peningkatan konsumsi masyarakat secara signifikan.

“Harapan kita nanti di akhir tahun nih, Nataru (akan meningkat),” ucapnya singkat.

 

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest