Kuartal Kedua, Permintaan Emas Global Naik 3% Seiring Lonjakan Investasi

Ipotnews - Permintaan emas global, termasuk perdagangan over-the-counter (OTC), melesat 3% (year-on-year) menjadi 1.248,8 metrik ton pada kuartal kedua 2025 seiring lonjakan investasi sebesar 78%.
Menurut World Gold Council (WGC) harga emas spot melambung 26% sepanjang tahun ini setelah mencapai rekor USD3.500 per ons pada April karena ketidakpastian kebijakan perdagangan global dan turbulensi geopolitik memicu arus masuk ke aset safe haven, demikian laporan  Reuters,  di London, Kamis (31/7).
Permintaan emas batangan melejit 21% pada kuartal kedua, mengimbangi penurunan permintaan koin yang terus berlanjut, ungkap WGC, badan industri yang anggotanya merupakan perusahaan pertambangan emas global.
Pada awal Juli, WGC mengatakan, ETF emas yang didukung secara fisik mencatat arus masuk semi-tahunan terbesar sejak paruh pertama 2020 dari Januari hingga Juni.
Konsumsi perhiasan emas global, kategori utama permintaan fisik, merosot 14% menjadi 341,0 ton, level terendah sejak kuartal ketiga 2020 yang dilanda pandemi, karena harga yang tinggi membuat buyer enggan membeli.
"Sebagian besar penurunan tersebut berasal dari China dan India, yang pangsa pasar gabungannya melorot di bawah 50% hanya untuk ketiga kalinya dalam lima tahun terakhir," tutur WGC.
Bank sentral, sumber utama permintaan emas lainnya, mengurangi pembelian sebesar 21% menjadi 166,5 ton pada kuartal kedua, menurut perhitungan WGC, berdasarkan pembelian yang dilaporkan dan estimasi pembelian yang tidak dilaporkan.
Di sisi pasokan, daur ulang meningkat 4% menjadi 347,2 ton pada kuartal kedua, tetapi tetap relatif rendah meski harganya mencapai rekor, karena konsumen India memilih untuk menukar perhiasan lama dengan yang baru, atau menjadikannya jaminan pinjaman.
WGC menurunkan estimasi pembelian emas oleh bank sentral tahun ini, menambahkan bahwa tren jangka panjang realokasi bank sentral dari aset Amerika Serikat ke logam kuning tetap utuh.
Ditambahkan WGC, ETF emas memiliki potensi kenaikan lebih lanjut pada paruh kedua tahun ini dengan investasi ritel yang diperkirakan sedikit melemah. (ef)

Sumber : Admin