Ipotnews - Nilai tukar rupiah diperkirakan masih melemah pada perdagangan perdana Agustus, Jumat (1/8), karena data inflasi PCE inti Amerika Serikat Juni lalu lebih kuat dari perkiraan.
Mengutip data Bloomberg pada pukul 09.17 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan di level Rp16.505 per dolar AS, melemah 49 poin atau 0,30% dibandingkan Kamis sore (31/7) dilevel Rp16.456 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan bahwa data neraca perdagangan hari ini bisa membantu surplus neraca perdagangan dan cadangan devisa nasional. "Namun tekanan dolar AS lebih kuat," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews pagi ini.
Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang melanjutkan penguatan, setelah data pekerjaan AS klaim pengangguran dan inflasi PCE inti AS yang lebih kuat dari perkiraan.
"Investor juga mengantisipasi angka - angka data pekerjaan NFP malam ini yang diperkirakan masih akan menunjukkan sektor pekerjaan yang solid. Kemungkinan kurs rupiah hari ini di kisaran Rp16.400 - Rp16.550 per dolar AS," pungkas Lukman.
Indikator inflasi inti yang menjadi acuan The Fed meningkat secara signifikan pada Juni, menjadi salah satu laju tercepat tahun ini, sedangkan belanja konsumen hampir tidak naik. Hal ini mencerminkan adanya pandangan yang saling bertentangan di antara para pembuat kebijakan mengenai arah suku bunga.
Menurut data Biro Analisis Ekonomi yang dirilis tadi malam, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti, yang tidak termasuk barang makanan dan energi, naik 0,3% dari Mei. Indeks ini melesat 2,8% secara tahunan, peningkatan dari Juni 2024 yang menunjukkan kemajuan terbatas dalam mengendalikan inflasi setahun terakhir.(Adhitya)
Sumber : admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下


加载失败()