Dolar Berkibar Pasca Trump Berlakukan Tarif Anyar; Kejatuhan Yen Mengkhawatirkan

avatar
· 阅读量 39

Ipotnews - Dolar menuju pekan terbaiknya dalam hampir tiga tahun terhadap mata uang utama lainnya, Jumat, mempertahankan momentum setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif baru pada puluhan mitra dagang.
Greenback juga menguat ditopang katalis non-tarif, dengan yen menyentuh level terendah dalam empat bulan, melanjutkan penurunan tajam sejak Kamis setelah Bank of Japan mengisyaratkan tidak terburu-buru untuk melanjutkan kenaikan suku bunga, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Jumat (1/8).
Hal itu mendorong Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, Jumat, untuk mengatakan bahwa para pejabat "khawatir" dengan pergerakan mata uang. Yen terakhir diperdagangkan 150,46 per dolar setelah sebelumnya merosot ke 150,915 per dolar, level terlemah sejak 28 Maret.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY) - yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya termasuk euro, yen, franc Swiss, dan dolar Kanada - diperkirakan melambung 2,4% pekan ini, kinerja mingguan terbaik sejak reli 3,1% pada September 2022.
Siang ini, indeks tersebut naik 0,1% menjadi 100,14, level tertinggi sejak 29 Mei.
Beberapa negara bernasib jauh lebih buruk daripada yang lain dalam hal tarif, yang merugikan mata uang mereka.
Kanada menerima pungutan sebesar 35%, alih-alih ancaman sebelumnya 25%, yang sempat menekan loonie turun 0,12% versus dolar AS menjadi 1,3872, level terendah sejak 22 Mei.
Franc Swiss melorot hingga 0,26% menjadi 0,8120 per dolar setelah Trump menetapkan bea masuk 39% pada impor Swiss, meningkat dari 31% yang sebelumnya dia usulkan.
Pasar negara berkembang Asia terdampak aksi jual seiring dampak tarif yang menyebar ke seluruh kawasan. Peso Filipina anjlok ke level terlemah dalam enam bulan, sementara dolar Taiwan mencapai posisi terendah sejak awal Juni. Won Korea Selatan jatuh ke level yang terakhir terlihat pada pertengahan Mei.
Euro tetap tertahan di dekat tingkat terendah hampir dua bulan di sekitar USD1,1428, karena terus terbebani oleh apa yang pasar anggap sebagai perjanjian perdagangan yang timpang dengan Washington. Nilai tukar tersebut tidak jauh dari level terendah Rabu, yakni USD1,1401, posisi yang tidak terlihat sejak 10 Juni.
"Dalam jangka pendek, kita bisa melihat penguatan dolar lebih lanjut," kata Mike Houlahan, Direktur Electus Financial, Auckland. "Pergerakan besar minggu ini benar-benar terjadi karena euro mengalami penurunan," ujarnya. "Hasil akhirnya adalah kesepakatan perdagangan Uni Eropa-AS menjadi hambatan lebih lanjut bagi euro."
Cermati Data Payroll
Perjanjian kerangka kerja perdagangan Uni Eropa dengan AS, yang dicapai Minggu, dengan cepat dikritik para pemimpin Prancis dan ketua komite perdagangan Parlemen Eropa dari Jerman karena dianggap tidak adil bagi Eropa.
Dolar AS tetap kuat meski Trump melanjutkan serangannya terhadap Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, menyebutnya sebagai pemimpin Fed yang "buruk" dan menilai keputusannya sendiri untuk menunjuk Powell ke posisi tersebut sebagai sebuah "kesalahan".
Ancaman Trump yang berulang untuk memecat Powell dan seruan agar the Fed memangkas suku bunga secara drastis mempertanyakan independensi bank sentral, yang merugikan dolar dalam beberapa bulan terakhir.
The Fed mengabaikan tekanan tersebut, Rabu, dengan mempertahankan kebijakannya, dengan alasan inflasi yang "agak tinggi" dan pasar tenaga kerja yang "solid".
Pandangan tentang ketenagakerjaan tersebut akan diuji nanti dengan rilis data penggajian bulanan.
Ekonom memperkirakan pertumbuhan ketenagakerjaan turun menjadi 110.000 lapangan kerja baru pada Juli dari 147.000 di bulan sebelumnya, sebuah perlambatan yang signifikan tetapi diprediksi tidak akan terlalu mengkhawatirkan. (ef)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest