
Indonesia mencatat realisasi investasi kuartal II 2025 sebesar Rp 477,7 triliun naik 2,7% dibanding kuartal sebelumnya sebesar Rp 465,2 triliun. Dengan total investasi sepanjang semester pertama tahun ini sebesar Rp 942,9 triliun, Indonesia telah mencapai hampir 50% dari target tahunan sebesar Rp 1.905,6 triliun.
Namun di balik capaian tersebut ada sejumlah hal yang harus diwaspadai oleh pemerintah. Research Director Prasasti Center for Policy Studies Gundy Cahyadi mengatakan bahwa secara total investasi meningkat, Penanaman Modal Asing (PMA) justru mengalami kontraksi 6,9% dibanding periode yang sama tahun lalu. PMA pada kuartal II tercatat sebesar Rp 202 triliun atau 42,3% dari total investasi langsung.
Ia mengatakan hal ini merupakan penurunan tahunan pertama sejak kuartal III 2021, yang mencerminkan meningkatnya kehati-hatian investor global akibat ketidakpastian eksternal, termasuk potensi keberlanjutan kebijakan tarif era Trump di Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Investor tengah bersikap lebih hati-hati dalam jangka pendek, namun mereka tetap melihat Indonesia sebagai destinasi strategis. Fundamental ekonomi dan arah kebijakan struktural kita masih menjadi daya tarik besar," jelas Gundy dalam siaran pers, Minggu (3/8/2025).
Baca juga: Target 5 Juta Pengusaha Baru di 2045, Begini Strateginya |
Dari sisi ketenagakerjaan, investasi pada kuartal ini menciptakan 665.764 lapangan kerja baru, naik 12% dibandingkan kuartal I. Hampir separuh di antaranya tercipta di luar Pulau Jawa, mencerminkan kemajuan dalam agenda pemerataan pembangunan.
Namun, tantangan struktural masih perlu diwaspadai. Pekerjaan formal masih terkonsentrasi di wilayah perkotaan, belum mampu mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja yang mencapai 3,5 hingga 4 juta orang per tahun.
"Keterbatasan perlindungan sosial di sektor informal juga mempersempit pilihan kerja dan memperbesar ketimpangan," ujar Gundy.
Dia juga menekankan pentingnya memperhatikan risiko jangka menengah, seperti otomatisasi. Di mana sekitar 30% pekerjaan di sektor manufaktur dan pertanian berisiko tergantikan otomatisasi dalam 10-20 tahun ke depan.
"Di saat yang sama, 22-23% anak muda Indonesia tidak sedang bekerja, sekolah, maupun menjalani pelatihan. Ini adalah peringatan serius bagi agenda pembangunan kita," ujarnya.
(kil/kil)作者:Heri Purnomo -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()