Ipotnews - Harga minyak menguat, Senin, memangkas kerugian sebelumnya, karena trader memperkirakan pasar akan menyerap kenaikan output besar lainnya oleh OPEC + pada September, sementara kekhawatiran tentang gangguan pengiriman minyak Rusia ke importir utama India juga memberikan dukungan.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 22 sen, atau 0,32%, menjadi USD69,89 per barel pada pukul 14.09 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Singapura, Senin (4/8).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, bertambah 32 sen atau 0,48%, menjadi USD67,65 per barel. Kedua kontrak tersebut melambung sekitar USD2 per barel pada penutupan Jumat.
Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, Minggu, sepakat untuk meningkatkan output minyak 547.000 barel per hari untuk September, langkah terbaru dalam serangkaian percepatan kenaikan produksi untuk mendapatkan kembali pangsa pasar. OPEC + menyebutkan ekonomi yang sehat dan stok yang rendah sebagai alasan di balik keputusannya.
Langkah ini, sejalan dengan ekspektasi pasar, menandai pembalikan penuh dan awal dari pemangkasan output terbesar OPEC +, ditambah peningkatan produksi terpisah untuk Uni Emirat Arab, yang mencapai 2,5 juta barel per hari, atau sekitar 2,4% dari permintaan dunia.
"Penambahan produksi ini tampaknya berdampak kecil karena sudah diprediksi sebelumnya," kata Michael McCarthy, CEO Moomoo Australia.
Tampaknya trader berfokus pada komentar dari negara-negara produsen OPEC bahwa penambahan output sebelumnya mudah diserap, terutama di seluruh Asia, papar dia.
Analis Goldman Sachs memperkirakan kenaikan pasokan aktual dari delapan negara OPEC + yang telah meningkatkan produksi sejak Maret akan mencapai 1,7 juta barel per hari, karena anggota kelompok lainnya memangkas output setelah sebelumnya mengalami kelebihan produksi.
Namun, investor tetap waspada terhadap sanksi Amerika lebih lanjut terhadap Iran dan Rusia yang dapat mengganggu pasokan. Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif sekunder 100% kepada buyer minyak mentah Rusia dalam upayanya menekan Moskow agar menghentikan perang di Ukraina.
Setidaknya dua kapal bermuatan minyak Rusia yang akan dikirim ke kilang-kilang di India dialihkan ke tujuan lain menyusul sanksi baru AS, ungkap sumber perdagangan, Jumat, dan arus perdagangan LSEG menunjukkan.
Hal ini membahayakan pasokan minyak mentah sekitar 1,7 juta barel per hari jika pengilangan India berhenti membeli minyak Rusia, ungkap analis ING, Warren Patterson.
"Ini berpotensi menghapus surplus yang diperkirakan hingga kuartal keempat dan 2026, serta memberi OPEC + kesempatan untuk mulai mengakhiri pemangkasan pasokan tahap berikutnya yang berjumlah 1,66 juta barel per hari."
Namun, dua sumber pemerintah India mengatakan kepada Reuters , Sabtu, bahwa negara itu akan tetap membeli minyak dari Rusia meski ada ancaman Trump.
Kekhawatiran tentang tarif Trump yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi global dan konsumsi bahan bakar juga menghantui pasar, terutama setelah data ekonomi AS tentang pertumbuhan lapangan kerja, Jumat, berada di bawah ekspektasi.
Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, Minggu, mengatakan tarif yang diberlakukan pekan lalu terhadap sejumlah negara kemungkinan akan tetap berlaku alih-alih dipotong sebagai bagian dari negosiasi yang sedang berlangsung. (ef)
Sumber : Admin
作者:indopremier_id,文章来源indopremier_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
喜欢的话,赞赏支持一下
加载失败()