Konsolidasikan Pergerakan, Greenback Rebound dari Kejatuhan Pekan Lalu

avatar
· 阅读量 13

Ipotnews - Dolar AS sedikit menguat, Senin, mengkonsolidasikan pergerakan baru-baru ini, setelah tiga peristiwa penggerak pasar pada sesi Jumat yang menunjukkan rapuhnya greenback, yakni laporan ketenagakerjaan Amerika yang suram, pengunduran diri Gubernur Federal Reserve, dan pemecatan petinggi statistik oleh Presiden Donald Trump.
Perkembangan itu memukul mata uang tersebut dan mendorong investor untuk meningkatkan spekulasi penurunan suku bunga the Fed yang akan segera terjadi, demikian laporan  Reuters,  di New York, Senin (4/8) atau Selasa (5/8) pagi WIB.
Namun, penguatan dolar pada sesi Senin mungkin hanya bersifat sementara, menurut analis, dan tren penurunan yang lebih luas dapat muncul kembali mengingat ketidakpastian kebijakan Trump dan ekonomi Amerika Serikat yang akhirnya menunjukkan tanda-tanda perlambatan.
Data yang dirilis Jumat memperlihatkan pertumbuhan lapangan kerja AS di bawah ekspektasi pada Juli, sementara jumlah non-farm payrolls untuk dua bulan sebelumnya direvisi turun 258.000 lapangan kerja, menunjukkan perlambatan tajam dalam kondisi pasar tenaga kerja.
"Amerika tampaknya...mengalami perlambatan di berbagai industri yang meragukan manfaat yang akan diperoleh dari pembatasan produksi dan pembelian dari luar negeri," kata Juan Perez, Direktur Monex USA di Washington.
"Dunia belum tentu mengalami banyak optimisme meski indikator ekonomi di sini memperlihatkan bahwa bantuan akan datang dari the Fed melalui pemangkasan suku bunga."
Pada perdagangan petang, dolar menguat terhadap euro, franc Swiss, dan mata uang terkait komoditas seperti dolar Australia dan Selandia Baru.
Euro melemah 0,1% versus unit AS itu menjadi USD1,1576, dan poundsterling sedikit berubah di USD1,3275, sementara dolar menguat 0,5% terhadap franc Swiss menjadi USD0,8078.
Kejatuhan franc bukanlah kejutan setelah Trump memutuskan Swiss mendapatkan salah satu tarif tertinggi, sebagai bagian dari pengaturan ulang perdagangan global Gedung Putih.
Dolar Australia dan Selandia Baru juga melemah versus greenback, Senin, masing-masing turun 0,2% menjadi USD0,6463 dan 0,3% ke posisi USD0,5904. Terhadap yen, dolar AS menguat 0,3% menjadi 146,945.
"Rebound dolar pada Juli terhambat minggu lalu, tetapi sejauh ini belum ada tanda-tanda lonjakan besar dalam premi risiko untuk memegang aset Amerika," kata Karl Schamotta, Chief Market Strategist Corpay, Toronto.
"Laporan keuangan perusahaan yang kuat - sejauh ini - berhasil menutupi kekhawatiran akan perlambatan pasar tenaga kerja yang segera terjadi, dampak tarif yang lebih tinggi, ancaman terhadap independensi badan statistik Amerika, dan meningkatnya kemungkinan kepala the Fed berikutnya akan mencoba mengarahkan kebijakan moneter ke arah dovish yang mendorong inflasi."
Kugler Mundur
Dalam perkembangan lain, Trump memecat Komisioner BLS, Erika McEntarfer, Jumat, dengan menuduhnya memalsukan angka ketenagakerjaan.
Pengunduran diri Gubernur Fed, Adriana Kugler, yang tak terduga juga membuka peluang bagi Trump untuk memberikan pengaruh di bank sentral jauh lebih awal dari yang diantisipasi. Trump berselisih dengan the Fed karena tidak menurunkan suku bunga lebih cepat.
Perkembangan ini menyebabkan dolar merosot lebih dari 2% terhadap yen dan sekitar 1,5% versus euro, Jumat.
Minggu, Trump mengatakan akan mengumumkan kandidat untuk mengisi posisi kosong di the Fed dan kepala BLS yang baru dalam beberapa hari ke depan.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik tipis 0,1% menjadi 98,77, setelah merosot lebih dari 1,3% pada sesi Jumat.
Dolar melejit 3,4% sepanjang Juli, kenaikan bulanan terbesar sejak lonjakan 5% pada April 2022 dan penguatan bulanan pertama tahun ini, karena pasar menjadi lebih nyaman dengan kebijakan perdagangan Trump dan data ekonomi tetap tangguh menghadapi tarif.
Di pasar lain, imbal hasil US Treasury dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan jatuh ke level terendah tiga bulan di 3,659%, Senin, karena trader mengantisipasi pemangkasan suku bunga the Fed pada September, sementara yield 10 tahun tidak terlalu jauh dari posisi terendah satu bulan di 4,2257%.
Saat ini, pasar memperkirakan peluang 84% bahwa the Fed akan memotong suku bunga seperempat poin bulan depan karena data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari ekspektasi, menurut FedWatch Tool CME Group, dengan proyeksi penurunan suku bunga hampir 60 basis poin pada Desember, yang menyiratkan dua kali pelonggaran sebesar 25 basis poin dan peluang 40% untuk pemangkasan ketiga. (ef)

Sumber : Admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest