Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 9 bps menjadi 6,08%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 8 bps menjadi 6,48%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 9 bps menjadi 6,49%.
Level yield curve 10-tahun mendekati lower bound dari weekly estimated range di kisaran 6,48-6,68%.
Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp39,0 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp27,0 triliun.
FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp5,6 triliun dan Rp4,4 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp5,2 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,68%, bergerak dari level Rp16.513/US$ di hari Jumat menjadi Rp16.401/US$ kemarin.
Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung netral.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun turun sebesar 2bp menjadi 3,75%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 1bp menjadi 4,22%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di level 75bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar di atas, BNI Sekuritas melihat potensi peningkatan volatilitas harga untuk instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0084, FR0042, FR0096, FR0100,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Selasa (05/8).
加载失败()