- Harga Antam naik Rp13.000 ke Rp1.959.000/gram pada Selasa.
- Spot gold bertahan dekat puncak mingguan di sekitar $3.366,9/oz meski terkoreksi tipis dalam perdagangan harian.
- ANTM menguat 2,4% ke Rp2.980, sempat uji resistance di Rp3.050.
Harga emas batangan Antam di Logam Mulia menanjak ke Rp1.959.000 per gram, naik Rp13.000 dibanding harga yang tercatat pada Senin sebesar Rp1.946.000. Kenaikan ini sejalan dengan minat lindung nilai yang tetap terjaga, di tengah arah kebijakan The Fed yang sedang ditimbang pasar dan tensi geopolitik yang belum mereda.
Di pasar global, emas spot sempat terkoreksi tipis, melemah -0,20% pada awal sesi Eropa ke $3.366,92/ons setelah gagal melampaui resistance harian sekitar $3.390. Namun struktur teknis masih ditopang trendline naik sejak akhir Mei, sehingga harga bertahan di area tinggi, dekat puncak mingguan sesi sebelumnya.
Narasi fundamental turut mendukung: pelemahan data ketenagakerjaan AS memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September. Menurut CME FedWatch, peluangnya kini di atas 90% – menekan dolar dan imbal hasil Treasury, sekaligus membuka ruang bagi aset safe haven seperti emas.
Di Bursa, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjelang sesi 2 perdagangan naik 2,4% ke Rp2.980 (+70 poin dari Rp2.910). Saham dibuka di Rp2.930, menyentuh Rp3.050 sebagai tertinggi harian, lalu sedikit terkoreksi menjelang istirahat. Secara teknis, Rp3.050 kembali menjadi resistance yang perlu ditembus untuk mempertegas momentum.
Adapun ekspektasi stimulus Tiongkok memang memberi harapan pemulihan, namun dampak riil ke permintaan nikel/ logam dasar masih terbatas. Pemulihan yang lebih menyebar pada sektor properti dan manufaktur dibutuhkan agar dorongan terhadap komoditas – termasuk yang terkait ekosistem ANTM – lebih berkelanjutan.
Ke depan, arah emas dan saham tambang akan banyak dipandu oleh komunikasi The Fed dan aliran modal ke aset berisiko. Selama probabilitas pemangkasan suku bunga tetap tinggi dan dolar tidak kembali menguat tajam, bias emas cenderung bertahan positif, sementara ANTM berpotensi menguji kembali area Rp3.050-Rp3.100 dengan support dekat Rp2.900.
Prospek Harga Emas (XAU/USD)
Secara teknis, grafik harian di bawah ini memperlihatkan formasi konsolidatif dengan kecenderungan bullish terbatas. Harga berada di antara dua struktur penting: garis tren naik (support dinamis) dan resistance horizontal kuat di atas $3.375. Jika harga mampu bertahan di atas $3.360 dan menembus $3.390, maka peluang uji ulang area $3.425 terbuka kembali.

Namun, jika tekanan jual berlanjut dan harga turun di bawah $3.360, maka support berikutnya akan diuji di kisaran $3.325 dan $3.275. Kegagalan bertahan di atas area ini bisa membuka jalan menuju koreksi yang lebih dalam.
Indikator Relative strength index (RSI) saat ini berada di 53,58 – menunjukkan bahwa pasar berada di zona netral, tanpa sinyal jenuh beli maupun jenuh jual. Hal ini mencerminkan kondisi pasar yang menunggu konfirmasi arah baru, kemungkinan dipicu oleh perkembangan suku bunga The Fed, geopolitik global, atau pergerakan dolar AS.
Arah harga emas dalam waktu dekat akan sangat ditentukan oleh sensitivitas pasar terhadap data makro AS berikutnya serta konsistensi arus modal menuju aset safe haven. Jika kekhawatiran terhadap ketegangan geopolitik meningkat, harga emas bisa kembali menjadi pilihan utama pelindung nilai.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.
作者:Tim FXStreet,文章来源FXStreet_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。
加载失败()