Meningkatnya Ketegangan Geopolitik AS Dengan Rusia Dan India Menguatkan Rupiah

avatar
· 阅读量 22

Ipotnews - Indeks dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan hari ini, terseret oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed.
Di sisi lain, rupiah berhasil menguat tipis seiring sentimen positif dari rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II 2025 yang lebih baik dari ekspektasi.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa sore (5/8) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.389 per dolar AS, menguat 12 poin atau 0,07% dibandingkan Senin sore (4/8) dilevel Rp16.401 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa pelemahan dolar AS terjadi akibat meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump.
"Pernyataan Trump yang mengancam tarif sekunder 100% terhadap pembeli minyak Rusia seperti India menambah tekanan terhadap dolar. Ini memicu kekhawatiran pasar akan perlambatan ekonomi global," kata Ibrahim dalam riset tertulisnya, sore ini.
Sebelumnya, Trump juga telah menetapkan tarif 25% terhadap impor dari India pada Juli lalu. Retorika lanjutan dari Gedung Putih pada Senin malam memperdalam ketegangan dagang antara AS dan India. Pemerintah India langsung bereaksi dan menyebut langkah tersebut tidak dapat dibenarkan, sembari berjanji melindungi kepentingan ekonominya.
Dari sisi kebijakan, pernyataan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer bahwa tarif terhadap 70 negara akan tetap diberlakukan turut memperkuat kekhawatiran inflasi di AS. Pasar pun kembali menghitung potensi pelonggaran moneter.
"Kombinasi retorika proteksionis dan data tenaga kerja AS yang melemah menjadi katalis utama pelemahan dolar. Pasar kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga Fed pada September mencapai 90%, melonjak dari sebelumnya hanya sekitar 40%," jelas Ibrahim.
Sementara itu, dari dalam negeri, sentimen rupiah didorong oleh data ekonomi yang solid. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% secara tahunan (YoY) pada kuartal II-2025--lebih tinggi dari konsensus pasar 4,8% YoY.
Secara kuartalan, pertumbuhan mencapai 4,04% (QtQ), berbalik arah dari kontraksi 0,98% pada kuartal sebelumnya. Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku ( ADHB ) tercatat sebesar Rp5.665,9 triliun, dan atas dasar harga konstan ( ADHK ) sebesar Rp3.264,5 triliun.
"Data ini cukup mengejutkan pasar karena mayoritas analis memperkirakan pertumbuhan di bawah 5%. Ini menunjukkan bahwa aktivitas domestik tetap resilien di tengah ketidakpastian global," pungkas Ibrahim.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

风险提示:本文所述仅代表作者个人观点,不代表 Followme 的官方立场。Followme 不对内容的准确性、完整性或可靠性作出任何保证,对于基于该内容所采取的任何行为,不承担任何责任,除非另有书面明确说明。

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest